Sabtu, 24 Februari 2024

ALLAH MEMPERHITUNGKAN IMAN SEBAGAI KEBENARAN

 Kotbah Minggu Reminisce (Ingatlah RahmatMu dan Kasih SetiaMu, Ya Tuhan!)

Minggu, 25 Februari 2024

Ev. Roma 4:1-5;13-17




ALLAH MEMPERHITUNGKAN IMAN SEBAGAI KEBENARAN


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, beriman adalah suatu kepastian dan bukti yang tidak kita lihat. Hal ini sangat jelas di Ibrani 11:1 (TB)  "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." 

Allah telah menyelamatkan kita melalui  pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Keselamatan adalah anugerah Allah, bukan karena perbuatan atau kemampuan manusia melakukan Taurat. Kita diselamatkan bukan karena kita anak-anak Abraham secara garis keturunan, tetapi karena iman percaya.  Keselamatan adalah pemberian cuma-cuma bukan karena usaha. Keselamatan bukanlah upa budi baik kita dari Allah. Setiap orang percaya akan menjadi pewaris kehidupan yang kekal. 


Ajaran tentang iman ini diijelaskan oleh Paulus berdasarkan pengalaman hidup Abraham. Abraham dipanggil oleh Allah dan dan ditetapkan menjadi Bapak orang percaya. Penetapan itu bukan karena perbuatannya tetapi imannya yang percaya pada janji Allah. Dpercaya pada Allah, saat Abraham diperintahan pergi, Abraham pergi. Abraham taat kepada Tuhan dan satu persatu janji Tuhan diterimaNya.  Abraham mendapatkan janji dari Tuhan bukan dalam usia muda, isterinya Sarai juga sudah tua. Dari segi pikiran logis rahim Sarai telah tertutup untuk melahirkan. Makanya Sarai tertawa akan janji itu. Namun lihatlah Abraham memperoleh anak perjanjian yakni Ishak. Iman Abraham diuji, Allah meminta Abraham untuk mempersembahkan Ishak dan Abraham pun melakukannya dengan tulus. Abraham lulus ujian, Allah mempersiapkan apa yang dikurbankan Abraham bagi Tuhan. Iman Abraham diperhitungkan Allah.  


Mengapa Rasul Paulus menjelaskan ajaran mengenai iman Abraham ini sebagai dasar keselamatan? Rupanya ada sekelompok orang Kristen Yahudi memahami bahwa keselamatan dengan syarat  melakukan hukum Taurat. Dengan syarat hukum Tauratlah seseorsng dibenarkan. Tidak heran mereka selalu menekankan bahwa orang-orang non Yahudi yang masuk menjadi Kristen harus disunat dan wajib melakukan hukum Taurat. 


Perdebatan persyaratan hukum Taurat ini dalam keselamatan telah menjadi permasalahan di kalangan jemaat. Maka untuk mengatasinya Paulus menjelaskan pengajaran tentang keselamatan hanya oleh iman. Iman dioerhitungkan Allah sebagai kebenaran, bukan karena perbuatan. Hukum Taurat tidak menyelamatkan malah menuntut kita dan pelanggaran atas hukum Taurat mendapat kutuk hukum Taurat. Tak seorang pun dapat melakukan hukum Taurat, karena itj hukum Taurat mwmperkenalkan dosa dan menuntun kita kepada anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Melalui hukum Taurat kita menyadari bahwa kita adalah manusia berdosa. Allah didalam Yesus Kristus telah menyelamatkan kita dari dosa. Jadi kita selamat bukan karena pekerjaan Hukum Taurat tetapi karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Efesus 2:8 (TB)  Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 


1. Iman dasar berpengharapan.


Roma 4:18 (TB)  Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya, bahwa ia akan menjadi bapa banyak bangsa, menurut yang telah difirmankan: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu." 


Pertama Paulus mencontohkan Abraham, dia memiliki iman dan iman itulah yang memampukan Abraham berpengharapan. Sekalipun secara akal dan rasio Abraham tidak mungkin mendapat keturunan karena Rahel isterinya itu sudah mandul. Bagaimana rahim seorang mandul akan melahirkan?  Dari segi ini tidak ada dasar lagi untuk berharap, tetapi Abraham percaya kepada Janji Allah dan percaya Allah memenuhi janjiNya. Iman Abraham Itulah yang diperhitungkan Allah sebagai kebenaran. Dengan fakta ini Paulus menjelaskan Abraham beroleh janji karena iman bukan karena perbuatan pada hukum Taurat. 


Selanjutnya Paulus mengaskan keselamatan adalah anugerah Allah yang kita terima dengan iman. Maka iman adalah dasar dalam keselamatan. Iman adalah dasar kita mempercayai janji. Pengajaran tentang dasar iman ini didasarkan pada Abraham. Abraham hidup 430 tahun sebelum adanya hukum Taurat. Abraham menerima dan mewarisi janji karena ia percaya kepada Allah.


Abraham percaya kepada Janji Allah, pada pihak Allah, Allah berkuasa melaksanakan apa yang dijanjikanNya. Allah itu setia dan memenuhi janjiNya sehingga Abraham menjadi Bapa orang percaya. 

Demikianlah dengan ajaran keselamatan. Keselamatan adalah anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, pemenuhan janji keselamatan itu akan ada.   Adalah suatu kekeliruan jika ada menambahkan hukum Taurat sebagai syarat keselamatan. Roma 4:13 (TB)  Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.


Iman yang kokoh dasar Abraham dibensrkan oleh Allah. Sekalipun tidak ada dasar untjk berharap lagi, namun tetap berharap memelihara janjI. Biarpun fisik lemah namun iman tetap teguh. Kalaupun lutut goyang, namun iman tak pernanh goyah. Biar pun usia lanjut, namun iman semangat terus berlanjut. Biar pun senja menyapa, namun semangat tetap membarA.  Biar pun rahim Sarah tertutup, namun tetap percaya pada rahmat Tuhan mem erikan keturunan dan anak cucu seperti bintang di langit dan pasir di pantai. 


2. Mewarisi iman percaya Abraham: percaya kepada kuasa Allah memenuji hanji Keselamatan. 


Pada bagian kedua ini bahwa orang.percaya mewarisi iman percaya Abraham.  Paulus menegaskan kepada mereka yang membanggakan dirinta keturunan Abraham. Karena keturunan Abraham secara genetik, mereka seolah secara otomatis menjadi pewaris janji Allah. Paulus mengaskan bukan kita menerima anugerah Allah bukan karena kita keturunan Abraham secara genetik tetapi oleh karena warisan iman percaya. Kita adalah anak-anak Allah yang percaya kepada kuasa Allah yang memenuhi Janji keselamatan di dalam Yesus Kristus. 


Janji Allah bukan hanya kepada Abraham tetapi berlaku juga kepada keturunannya. Sekalipun yang mengadakan perjanjian adalah Allah dan Abraham namun janji itu berlaku kepada keturunan Abraham.

Anak-anak Abraham adalah pewaris janji. Hal itu berlaku bagi kita orang percaya.

Roma 4:17 (TB)  seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" — di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.  


Mungkin orang Yahudi mengatakan bahwa mereka adalah anak-anak Abraham. Secara genetis itu benar dan tidak sangkal. Merekalah anak-anak Abraham secara genetis. Namun anak-anak Abraham bukan hanya orang Yahudi saja, tetapi juga non Yahudi. Anak-anak dari segala bangsa yang percaya kepada janji Allah yang dipenuhi di dalam diri Yesus Kristus. 

Dengan iman kepada Yesus Kristus kita ditetapkan menjadi anak-anak Allah. Sehingga kita dapat menyampaikan, ya Abba, Ya Bapa. 

Galatia 4:6-7 (TB)  Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" 

Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.

Selanjutnya Efesus 2:19 (TB)  Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,

Penetapan Abraham dan keturunannya menjadi anggota-anggota keluarga Allah merupakan anugerah yang berharga. Kita dijadikan menjadi pewaris kerajaan Allah.


Roma 4:21-22 (TB)  dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. 

Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Ayat diatas menjadi andalan orang percaya. Kita berkerja dan menggapai sesuatu dalam hidup ini bukan karena kemampuan diri, tetapi karena keyakinan bahwa Tuhan akan memenuhinya.


Sebagai Anak-anak Allah kita harus tetap memelihara iman percaya. Percaya kepada kuasa Allah yang memenuhi janjiNya di dalam Yesus Kristus. 


3. Beriman: mensyukuri pembenaran Allah melalui kematian dan kebangkitan Kristus. 


Tokoh Abraham menjadi dasar bagi kita yakin dalam hidup ini. Menjalani hidup bukan dengan kemampuan diri tetapi keyakinan diri kepada kekuatan Allah memenuhi segala janji-janjiNya. Allah tidak pernah lupa, terlambat apalagi mengabaikan janjiNya. Allah penuh kuasa akan mampu melakukan apa yang dijanjikanNya.


Sahabat yang baik hati! Dasar hidup orang percaya adalah beriman. Pertanyaannya kini adalag iman seperti apakah yang kita miliki saat ini? Kita harus mensyukuri pembenaran Allah di dalm Yesus Kristus. 

- bisa saja orang mengaku beriman, tapi sedikit tantangan langsung berubah dan patah arang. Lihatlah contoh-contoh dalam Alkitab: Petrus, Yudas Iskariot dll. Iman rapuh dan tidak kokoh. Syukurlah Petrus berubah setelah kebangkitan Yesus Kristus. Dia penuh keyakinan memberitakan Yesus yang dibangkitkan. 

- ada juga orang beriman namun didalam pikirannya adalah rasionalitas atau akalnya. Contoh beriman seperti ini adalah Yakub. Yakub bekerja keras menggapai yang diharapkannya dari mertuanya Laban. Namun dalam mencapai itu semua Yakub memakai akal termasuk sampai kembali ke Kanaan menjumpai Esau. Bisa saja orang percaya demikian namun Tuhan juga mengajar Yakub. Saat mau kembali ke Kanaan, dia harus bergulat dengan malaikat Tuhan di sungai Yabok.

- Beriman meneladani hidup Abraham, tulus dan melakukan perintah Allah dalam hidupnya. Dia percaya akan apa yang dijanjikan Allah. Amin


Tuhan memberkati


Pdt Nekson M Simanjuntak


Sabtu, 17 Februari 2024

HIDUP DI DALAM KASIH SETIA TUHAN

 https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid0KK3m2GBafssbdEaTin2zz9kmBQ6sKeQkFe5m5UzfWuHvkbh1tMgecD8jAbHWvHWyl&id=100063523332048&sfnsn=wiwspmo&mibextid=RUbZ1f

Kotbah Minggu INVOCAVIT, 18 Februari 2024

Ev. Mazmur 25:1-10



*HIDUP DI DALAM KASIH SETIA TUHAN*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, pasti suasana Pemilu masih mewarnai percakapan kita minggu ini. Teruslah bawa dalam doa agar Tuhan memelihara bangsa Indonesia dan pemimpin yang telah kita pilih di pemilu kemarin benar-benar berhati hamba untuk melayani rakyat.


Saya memperhatikan catatan kotbah saya, rupanya kotbah ini minggu ini merupakan Evangelium pada Minggu Judika tahun 2019 pada masa itu persiapan-persiapan Pemilu. Pemilu yang sangat memakan perhatian, mendebarkan dan akhirnya bisa berjalan dengan baik.  Itu suatu bukti bahwa Tuhan memelihara dan melindungi bangsa Indonesia.


Sekarang marilah kita fokus pada kotbah Minggu ini dsri Mazmur 25:1-10. 

Mazmur 25 ini adalah doa permohonan Daud meminta perlindungan Tuhan. Bagaima dia keluar dari situasi sulit, dimana sekelilingnya sudah menunggu kejatuhannya. Hanya kepada Tuhan Dua Namun Daud bangkit memohon perlindungan dari Tuhan. Tuhan itu baik dan mengangkat kita lebih dari yang kita mampu seperti penggalan lagu: "you raise me up more than I can be." Terpuruk dan bangkit merupakan ciri orang yang berpengharapan. Itulah indahnya hidup di dalam kasih setia Tuhan.


Salah satu dari kisah  Hero to Zero pernah saya baca dan menurut saya bisa menjadi inspirasi bagi kita. Seseorang yang telah bekerja di suatu perusahaan, dia dikenal ramah, kreatif, inovatif dan rendah hati. Dua kali pergantian direktur utama perusahaan itu dia mendapat penghargaan sebagai staf perusahaan terkreatif dan telah melakukan inovasi-inovasi di perusahaan tersebut. Namun entah angin apa menimpanya tiba-tiba menerima surat pemecatan dan diinstruksikan untuk mengambil hak-haknya dan segera meninggalkan perusahaan. Dia tidak habis pikir ada apa yang terjadi, dia berupaya meminta penjelasan dari atasannya namun tidak ada kesempatan untuk melakukan peninjauan kembali. Mau tidak mau dia harus menerima bahwa dia sudah tidak dibutuhkan perusahaan. Dalam keadaan demikian dia berdoa kepada katanya: “Tuhan aku tidak meminta penjelasan dari Engkau mengapa aku dipecat, namun tunjukkanlah kebenaranMu dan ajarilah aku tentang apa yang hendak kulakukan.” Doa itu menyemangati hidupnya.  Dia mulai merintis dan membuka usaha jasa yang sama dengan perusahaan sebelumnya dia bekerja. Atas kerja keras perusahaan yang dirintisnya melejit bahkan lebih besar dari perusahaan sebelumnya dimana ia bekerja sebelumnya. Diberhentikan dari pekerjaan tak membuat dia terpuruk namun bangkit dan telah menjadi masuk daftar 14 orang terkaya di Indonesia.


Cerita di atas merupakan salah satu pengalaman dari sekian banyak pengalaman pahit yang dialami seseorang dalam hidupnya yang pada akhirnya membuahkan keberhasilan. Pertanyaan adalah bagaimana kita menghadapi tantangan hidup itu hingga membuahkan pencerahan dan kemajuan dalam diri kita masing-masing. Hal inilah setidaknya yang kita temukan di dalam pengalaman Pemazmur sebagaimana dalam Mazmur 25 ini. Pemazmur mengalami pergumulan yang berat menghadapi musuh. Ada pihak-pihak tertentu yang berupaya menggerogoti, menekan bahkan hendak menghilangkan nyawanya. Mungkin saja musuh-musuhnya telah beria-ria melihat kejatuhan dan keterpurukan dirinya.


Mazmur 25 merupakan ungkapan pengalaman Daud sendiri, dalam teks Ibrani mazmur ini disusun secara rapi sesuai dengan susunan alphabetis (artinya aya 1 dimulai huruf a, ayat 2 dimulai huruf b dan seterusnya hingga z dalam susunan abjad Ibrani a (alef)hingga p (thaw)). Isi merupakan buah pergumulan iman Pemazmur yang mengalami berbagai kesusahan. Digambarkan bahwa dia berada dalam serangan musuh (ay 2), dijerat oleh jaring musuh (ay 15), sebatang kara dan tertindas (ay 16), sengsara dan mendapat kesukaran (ay 18). Dari semua itu dapat kita bayangkan bahwa dia berada dalam masalah yang besar yang bahkan mengancam nyawanya sendiri. Dalam keadaan demikian perikop ini memberikan tiga pelajaran yang cukup berharga tentang bagaimana kita menghadapi  masalah yang besar, yakni:


*1. Lindungilah aku atas kebencian musuh-musuhku*

Pada era kompetisi saat ini secara sadar atau tidak kita telah menjadi kompetitor bagi orang lain dan sebaliknya. Jika kompetisi dilakukan secara sehat dan fair mungkin masih bisa kita terima, namun bagaimanakah jika kompetisi dilakukan secara curang dan tidak sehat apa yang hendak kita lakukan? Mungkin ada yang berontak, panas hati dan dendam membara atau sikap bermusuhan atau rekasioner yang pada akhirnya mendatangkan konflik. Dalam konflik biasanya seseorang membela diri dan menyerang pihak lawan dengan segala cara dan kemampuannya. Itulah yang umumnya dilakukan oleh banyak dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang berbeda dari diri Pemazmur, yakni Daud (25:1); dia dibenci dan dimusuhi orang, mungkin berbagai upaya berupa jerat dan jebakan telah dilakukan untuk menjatuhkan dan menghilangkan nyawa Daud. Namun dia mengatakan: kepadaMu ya, Tuhan kuangkat jiwaku (ay.2) dia berpendirian kokoh bahwa Tuhan akan menolongnya: “mataku tetap tertuju kepada Tuhan” (ay 15). Dia menyerahkan hidupnya dan menyerahkan dirinya kepada Tuhan. Daud percaya Tuhan akan menolong dan melindungi dia atas musuh-musuhnya. Daud tidak menginginkan Tuhan membalaskan dan memusnahkan musuh-musuhnya. Daud hanya memohon agar dia dilindungi atas semua serangan musuh, dia memohon jangan dipermalukan dihadapan musuhnya, serta jangan samapai musuh-musuhnya bersorak-sorai atas segala rencana kejahatan mereka.


Keyakinan Daud adalah yang benar tidak akan mendapat malu dan tidak akan dipermalukan. Orang yang benar justru akan mendapat pertolongan dan perlindungan dari semua serangan dan strategy orang jahat.


*2. Berikanlah petunjukMu*

Pelajaran kedua dari Daud dalam perikop minggu ini adalah, dia memohon petunjuk tentang apa yang hendak dilakukan dalam menjalani hidupnya. Dapat kita banyangkan dalam keadaan tertekan, dikelilingi musuh dan mungkin dalam pengintaian lawan secara intensif bagaimana Daud bisa bergerak. Mungkin saja kalau dia bertindak justru menjadi boomerang baginya, kalau dia diam sama saja dengan menggali kuburannya sendiri. Disinilah iman dan pengharapan yang luar biasa dari Daud; memohon petunjuk dan jalan keluar dari Allah. “berikanlah jalan-jalanMu kepadaku, ya Tuhan, tunjukkanlah itu kepadaku” (ay 4). Daud memohon petunjuk dan jalan untuk dia lalui. Ini artinya bahwa Daud sendiri yang menjalaninya namun atas petunjuk dari Tuhan.


Hal ini memberikan suatu hal yang sangat penting dalam kehidpan kita sehari-hari, ketika kita menghadapi masalah yang besar hendaklah memohon petunjuk kepada Tuhan, bukan kepada tawaran-tawaran yang banyak dilakukan oleh orang saat ini.


Salah satu ciri masyarakat Indonesia menurut pakar sosiolog adalah "gemar tahyul". Mencari jalan keluar dari masalah, nasib, jodoh, pekerjaan dll. Ini menyuburkan perdukunan.  Seolah-olah orang pintar bisa menjawab segala persoalan sekalipun sudah banyak korban penipuan atas praktek seperti ini.


Perikop ini mengajak dan menegaskan kepada kita hanya kepada Tuhan sajalah kita memohon petunjuk dan jalan keluar dari masalah yang kita hadapi. “Tuhan itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat.” (ay.8).


*3. Ingatlah rahmat dan kasih setia-Mu kepadaku*

Daud menyadari kesusahan yang dia alami dari musuh-musuh mungkin saja akibat dari kesalahan dan dosa-dosa yang dia perbuat. Ada semacam sikap yang reflektif dan koreksi diri. “Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggar-pelanggaranku janganlah Kauingat.” (ay 7). Dia tidak membela diri habis-habisan serta membuktikannya bahwa dia benar dihadapan Allah. Mungkin dalam perkara ini dia benar, namun dia menyadari bahwa ada kesalahan dan pelanggarannya di masa lalu. Itulah sebabnya, Daud dengan kerendahan hati memohon kepada Tuhan: ingatlah rahmatMu dan kasih setiaMu, ya Tuhan ( ay 6).


Apa artinya ini; adanya pengakuan bahwa dirinya pernah melakukan kesalahan, dosa dan pelanggaran namun dalam perkara yang sedang dia hadapi memohon pengampunan dan rahmat Tuhan. Janganlah pelanggaran masa lalu ditimpakan kepadanya dalam menghadapi masalah yang di depan mata. Itulah permohonan dari Daud yang sungguh-sungguh karena dia yakin bahwa Tuhan itu rahmani, maha baik dan penuh kasih setia.


Kebenaran manusia tidaklah menjadi alasan atau syarat untuk menerima rahmat dan kasih setia Tuhan. Rahmat dan kasih setia Tuhan kita peroleh karena Tuhan itu baik, rahmani dan setia. Tidak ada alasan baik kita untuk bermegah terhadap sesama terlebih di hadapan Allah. Apapun adanya kita sekarang; pejabat, pedagang, pengusaha, petani, tukang becak dll atau dalam keadaan susah, senang, bahagia, setengah hati, tawar hati dll ingatlah bahwa Tuhan itu rahmani dan penuh kasih setia. Dia akan selalu memberi rahmat dan kasih setiaNya dalam memelihara hidup kita.


Sahabat yang baik hati!

Mazmur 25 ini merupakan Mazmur Daud yang memiliki hubungan yang akrab dengan Tuhan. Atas pergumulan yang dia hadapi kita memperoleh pelajaran yang cukup berharga terlebih menghadapai masalah dan pergumulan atau ketika berhadapan dengan lawan (pesaing) atau competitor dalam berbagai kehidupan yang kita jalani. Dari Mazmur 25 ini kita memperoleh jaminan yang cukup berharga yakni:

- Tuhan melindungi orang percaya dari luapan kebencian musuh. Tuhan akan melepaskan dan menyelamatkan hambaNya dari setiap rencana jahat orang lain

- Tuhan selalu berkenan memberikan petunjuk dan jalan dalam setiap masalah yang kita hadapi.

- Tuhan rahmani dan penuh kasih setia, Dia mengampuni pelanggaran dan dosa-dosa yang kita perbuat asalhkan kita menyesal dan memohon pengampunan daripadaNya.

Kisah cerita seorang manager muda diawal kotbah ini menjadi inspirasi bagi kita untuk berdoa dalam menghadapi masalah dia mengatakan: “Tuhan aku tidak meminta penjelasan dari Engkau mengapa aku mendapat pergumulan, namun tunjukkanlah kebenaranMu dan ajarilah aku tentang apa yang hendak kulakukan.”  Selamat dalam menghadapi pergumulan, dan rasakanlah penyertaan dan perlindungan Tuhan dalam hidupmu. Amin!


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Sabtu, 03 Februari 2024

TUHAN KEKUATAN KITA

 Kotbah Minggu Sexagesima (60 Hari Sebelum Paskah)

Minggu, 4 Februari 2024

Ev: Yesaya 40:21-31




TUHAN KEKUATAN KITA 


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini meneguhkan kita agar kuat dalam menghadapi tantangan kehidupan. Tuhanlah menjadi kekuatan bagi kita dalam menghadapi tantangan hidup. 


Salah satu hal yang melumpuhkan semangat seseorang sikap mental. Jika mental seseorang kuat tentu menjadi energi yang positip memenangkan pergumulan. Sebaliknya jika mentalnya lemah dan pesimis akan melemahkan diri sendiri. Salah satu sikap yang harus dilawan dalam diri adalah inferior. Sikap Inferior adalah salah satu bentuk perasaan kurang percaya diri pada diri seseorang. Inferior ini muncul dalam bentuk perasaan tidak berarti,  tidak berharga dan tidak punya kekuatan apapun. Inferior itu bisa juga berupa  minder, pesimis dan selalu dibawah bayang-bayang ketakutan. Sikap demikian akan kehilangan kekuatan diri, frustrasi dan tak mau bangkit. Orang yang yang mengalami inferior butuh terafi dan motivasi agar bisa bangkit mengembalikan percaya diri. Meyakinkan bahwa dia berharga dan memiliki kekuatan untuk melakukan sesuatu yang berharga dalam hidupnya. 


Keadaan seperti itulah yang dilihat oleh Yesaya kepada umatNya Israel (Yakub) yang terbuang ke Babilonia. Khusus pasal 40 merupakan awal pelayanan Yesaya pada masa pembuangan. Di pembuangan mereka menderita, asa mereka sirna, kebanggaan sebagai umat pilihan Allah redup dan lenyap. Mereka meratapi nasib umat yang terbuang. Ibarat taruna yang lesu dan kalah berperang akhirnya menjadi tawanan. Syukurlah Tuhan mengutus nabi Yesaya agar umat Israel tersadar bahwa dalam menghadapi pembuangan ini, kekuatan mereka bukan hanya pada kemampuan mereka, tetapi ada pada Tuhan. 


1. Percaya kepada Allah: Pencipta dan Maha Kuasa

Yesaya 40:21 (TB)  Tidakkah kamu tahu? Tidakkah kamu dengar? Tidakkah diberitahukan kepadamu dari mulanya? Tidakkah kamu mengerti dari sejak dasar bumi diletakkan? 


Pertanyaan-pertanyaan di atas merupakan cara nabi Yesaya untuk mengeksplorasi kembali apa yang mereka ingat dan alami tentang Allah. Ingatan ini akan mengulang kembali kejayaan masa lalu yang mereka alami. Dengan memgingat pengalaman masa lalu dimana Allah telah bertindak dalam sejarah Israel akan membangkitkan harapan bahwa hal hang sama Tuhan menyertai mereka menghadapi pahitnya pembuangan ini.


Alkitab telah mencatat Allah adalah pencipta dan pemelihara ciptaanNya. Tidak ada sesuatu yang ada tanpa sepengetahuan Allah. Dunia ini dan segala isinya ada dalam kuasa Tuhan. Maka pembuangan yang terjadi juga harus diyakini diketahui oleh Allah dan ada rencana Allah dibalik apa yang mereka alami.


 Jika Allah yang berdaulat atas segala ciptaanNya apa perlh lagi ragu atau kemahakuasaanNya? Keyakinan seperti inilah yang kembali digali oleh nabi Yesaya menumbuhkan harapan dan semangat di dalam pembuangan. Tentang peristiwa pembuangan, Allah telah menyampaikan pesan kepada umatNya melalui para nabi-nabi. Pembuangan Babel adalah hukuman Allah atas ketidak setiaan umat Allah. Sama seperti orang tua tidak mungkin membiarkan anaknya melakukan pelanggaran tanpa ada hukuman. Hukumannya untuk mendidik dan mengajar sehingga sadar akan perbuatannya yang tidak benar. 


Selain mengingatkan apa yang Allah pencipta, nabi Yesaya juga mengngatkan Allah tidak dapat disamakan oleh kuasa apapun. Dialah Maha kuasa, dan tidak ada pember-pembesar di dunia hang tidak tahkluk kepadaNya. Allah melebihi Firaun, Allah tidak dapat dibandingkan dengan raja Nebukadnezar atau dewa-dewi yang disembah oleh bangsa-bangsa di dunia. Allah itu adalah Maha Kuasa yang tidak adapat dibandingkan dengan apapun. 

Yesaya 40:25 (TB)  Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus. 


2. Allah Itu Peduli

Umat Israel berkeluh dalam pembuangan:  "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" Jika Tuhan memperhatikan jalan mereka tentu tak akan membiarkan semua ini terjadi? Mereka merasa bahwa Tuhan telah menyembunyikan wajahNya. Mereka hanya menuntut dimana Tuhan dalam penderitaan yang mereka alami? Apakah Tuhan tidak melihat derita yang menimpa umatNya? Apakah Tuhan sudah tidak di pihak mereka yang menderita? Keluh ini muncul karena tidak ada lagi kekuatan untuk menjalani semua penderitaan. Pertanyaan ini suatu ungkapan hati yang sudah rapuh, isak tangis atas duka yang mendalam dan pikiran mereka hampa seolah tiada jalan. Ada kalanya demikian, tidak habis pikir dan secara logis hilangnya akal untuk mencari jalan keluar atas masalah yang menghimpit, akhirnya pasrah dan menjalani seadanya tanpa asa. Semakin dipikirkan semakin menderita, semakin berusaha mencari jalan semakin lelah dan berbeban.


Dalam keadaan demikian Yesaya membuat pertanyaan: Yesaya 40:28 (TB)  Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertian-Nya. 


Memang manusia punya keterbatasan, cobalah pandang ke depan berapah jauhkan jangkauan mata kita? Coba pusatkan perhatian untuk mendengar seberapa besarkah daya tangkap telinga kita mendengar suara? Manusia punya keterbatasan, namun harus kita sadari hidup ini bukan ditentukan oleh Tuhan, tetapi oleh Tuhan sang pencipta. Tuhan telah jauh merancang kehidupan ini. Apa yang terjadi dalam hidup semuanya diketahui oleh Tuhan dan Tuhan sendiri punya rencana atas setiap session yang terjadi dalam kehidupan ini.


Inilah yang harus kita ketahui, kita percaya bahwa Allah itu Pencipta dan Mahankuasa. Dia perencana ulung dalam kehidupan ini. Dia peduli, tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan. Bangkitlah, Tuhan kekuatan kita. 


3. Orang yang menantikan Tuhan bagaikan rajawali

Bagaimana kita bangkit dari hati yang terpuruk? Dalam keadaan demikianlah nabi Yesaya hadir memberikan semangat bagi mereka di pembuangan. Orang percaya tak akan berputus asa, tetapi dia akan bangkit dan memiliki kekuatan yang berlipat ganda. Jangan  minder dan takut, jangan katakan Tuhan sudah membuang kami. Tetapi percayalah, ketika percaya disitu ada kekuatan yang melebihi dari kekuatan rajawali. 


Yesaya melihat kelesuan melanda semua usia, dari muda hingga tua, semua mereka seolah tak berdaya. Padahal mereka adalah umat Allah, umat Pilihan, bangsa yang diberkati dan milik kepunyaan Allah. 


Bangkitlah, Tuhan kekuatan kita. Seperti rajawali bisa terbang tinggi, melawan angin kencang dan matanya tajam melihat dari kejauhan. Yesaya 40:31 (TB)  tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. 


Rajawali ini gambaran yang tepat untuk kekuatan. Raja wali perkasa, matanya tajam gambaran visioner.  Cengkeramannya tajam gambaran kekuatan dan sayapnya kuat mampu membawa terbang tinggi. Rajawali adalah burung yang memiliki 'aerodinamika' yang sempurna. Rajawali mampu terbang melayang sepanjang hari, di bantu dengan arus udara. Sayap rajawali juga mampu membaca arus udara yang tidak teratur sehingga rajawali mampu menghindar dari guncangan dan mampu terbang dalam keadaan badai sekalipun.


Selain itu burung raja wali mau berdiam diri untuk memperbaharui diri. Setelah beberapa lama, paruhnya yang baru akan tumbuh lagi, dan denga menggunakan paruh barunya tersebut, ia akan mencabut kuku-kukunya satu-persatu dan menunggu hingga tumbuh kuku baru yang lebih tajam. Dan ketika kuku-kuku itu telah tumbuh ia akan mencabut bulu-bulu sayapnya hingga rontok semua dan menunggu bulu-bulu baru tumbuh pada sayapnya. Ketika semua itu sudah dilewati, rajawali tiu dapat terbang kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan itu harus dilewati rajawali kurang lebih dalam waktu setengah tahun.


Gambaran Rajawali yang dipakai oleh Yesaya menjadi penting agar bangsa Israel percaya diri dan bangkit kembali. 


Tuhan tidak hanya bekerja ketika hal baik saja, ketika hal buruk pun menimpa orang yang dikasihinya Tuhan mendatangkan kebaikan. Seperti syair lagu KJ:".. dari cadas di depanku keluar air yang sedap.., suka duka dipakainya untuk kebaikan ku.." seperti seorang prajurit yang mengikuti pelatihan, terkadang mereka lelah dan cape dan mungkin harus menjalani ruang yang sangat sulit ditempuh, semua itu latihan agar kuat dan tangguh. Demikian hal-hal buruk, penderitaan dan duka yang menimpa umat yang dikasihi, bisa menjadi pelajaran dan semakin mengasah iman dan kesetiaan kita kepada Tuhan.


Sahabat yang baik hati! Hal yang paling berharga dalam hidup adalah pengharapan. Keadaan bisa jatuh bangun, keberadaan kita dilecehkan dan dipandang sebelah mata orang lain. Tetapi keadaan terpuruk sekalipun jangan pernah kehilangan harapan.  Milikilah asa dan nantikan Tuhan. Itu adalah kekuatan yang tak terhingga yang dapat memulihkan keadaan. Jangan sampai jatuh pada depressi yang mendalam sehingga memasuki suatu lorong kehidupan yang sulit disembuhkan. Dalam seluruh beban hidup dan pergumukan yang mendalam kita harus percaya Tuhan ada.  Dia ada disamping kita seperti tutor yang membimbing suatu pelatihan. Dia meneguhkan dan menguatkan kita. 


Tuhan adalah kekuatan kita meyakinkan kita semua bahwa Allah yang Maha Kuasa peduli dan akan memberikan kekuatan kepada kita menghadapi pergumulan hidup. 


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak


MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...