Kotbah Minggu XIX Stlh Trinitatis
Minggu, 15 Oktober 2023
Ev. Matius 22:1-14
BANYAK YANG TERPANGGIL
SEDIKIT YANG TERPILIH
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, jika anda pernah mengikuti suatu audisi pasti lebih mudah memahami nas topik minggu ini, banyak yang terpanggil sedikit yang terpilih. Dalam suatu audisi, mungkin ribuan orang ikut menjadi peserta, akhirnya terseleksi tahap demi tahap hinggga menuju champion dan hanya satu menjadi winner
Bagaimana menjadi ikut yang terpilih tentu di di dalam suatu audisi setiap orang mempersiapkan diri menjadi yang terbaik. Namun dalam kotbah minggu ini kita diajak untuk menghayati panggilan, tiada seleksi, hanya satunsyarat yaitu hadir dan memenuhi undangan Allah. Allah telah memanggil umatNya untuk ikut merayakan jamuan kasih. Allah telah mempersiapkan hidangan yang baik dan lezat untuk dinikmati oleh orang-orang yang dipanggilnya. Apa yang terjadi, rupanya mereka yang diundang tidak merespon dengan baik, ada banyak yang berdalih tidak memenuhi undangan jamuan.
Apakah jamuan Kasih Allah gagal kalau orang menolak hadir? Bagaimana orang-orang yang diundang secara khusus namun pada akhirnya menolak? Siapakah jadinya yang menikmati jamuan itu? Yesus dalam kotbah ink membeeikan suatu perumpamaan atau suatu cerita agar para pendengar lebih mudah memahami maksud ajaran Yesus. Sesungguhnya rencana keselaman dari Allah tidak akan pernah namun pada akhirnya tidak semua orang yang terpanggil menjadi orang yang terpilih.
Yesus memberikan suatu perumpamaan tentang Kerajaan Surgawi yang dapat diartikan sebagai undangan kepada banyak orang untuk masuk, tetapi hanya sedikit yang akhirnya terpilih.
Pesan utama dari nas kotbah ini adalah bahwa Tuhan mengundang semua orang untuk menjadi bagian dari Kerajaan Surgawi-Nya, tetapi hanya mereka yang merespons undangan tersebut dengan hati yang tulus dan iman yang sungguh-sungguh yang akan diterima. Perumpamaan ini juga mengandung peringatan bahwa hanya sekadar menerima undangan atau menyatakan kepercayaan bukanlah jaminan untuk menjadi bagian dari Kerajaan Surgawi. Yang lebih penting adalah bagaimana kita merespons undangan itu dengan hidup kita sehari-hari.
Marilah kita ambil beberapa pokok penting dan menjadi pelajaran dalam hidup.
A. Penolakan tak membuat pesta jamuan dibatalkan
Penulis Injil Maitus sebagaimana tujuannya menuliskan Injil Matius ditujukan kepada orang-orang Yahudi. Dengan cerita ini penulis Injil Matius mau memperlihatkan keistimeaan Yahudi yang telah diundang oleh Allah dalam rencanaNya yaitu rencana keselamatan. Mereka yang diundang itu tidak memenuhi undangan Allah, malah mengabaikan, berdalih, menolak dan ada yang menganiaya hamba yang diutusNya untuk mengajak mereka dalam jamuan Allah.
Sikap murka tuan pemilik jamuan yang murka terhadap mereka yang menolak, mengabaikan hingga menganiaya para hamba yang mengundang menjelaskan tentang adanya penghakiman. Hal ini hendak menjelaskan Allah telah merencanakan yang baik bagi manusia namun bagaimana manusia merespon perbuatan baik Allah akan dihakimi dan diadili.
Allah adalah hakim yang adil. Setiap orang akan dihakim dan diadili bagaimana sikapnya terhadap panggilan Allah.
Perumpamaan ini sebenarnya juga kritik kepada kaum Yahudi, yang menolak dan mengabaikan Yesus Kristus. Bahkan mereka menganiaya hingga disalibkan.
Apakah pesta jamuan gagal dengan penolakan orang-orang diundang? Pesta jamuan tidak gagal, sekalipun orang-orang yang diundang tidak menghadirinya. Tetapi sang tuan pemilik mengutus hambanya mengundang semua orang dan setiap orang yang dijumpai di jalan dan dipersimpangan jalan. Undangan perjamuan ini hendak menjelaskan undangan semua orang, untuk menikmati berkat. Inilah anugerah bahwa kita ikut dipilih kàrena anugerah.
2. Jangan siasiakan undangan Tuhan
Dalam kotbah minggu ini kita diingatkan akan undangan Allah pada kita. Di depan sudah dijelaskan bahwa penolakan Yahudi tidak membuat rencana keselamatan Allah gagal. Keselamatan Allah tetap atas umatNya. Allah memanggil segala bangsa dalam keselamatan. Allah menghendaki kita selamat.
Jika kit baca Matius 22:9-10 (TB) "Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu.
Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu."
Dalam pandangan Yudaisme bahwa, kaum Yahudilah yangbdiswbut umat pilihan, merakalah yang dipilih dalam rencana keselamatan Allah. Namun di dalam perumpamaan ini hendak memberikan pelajaran, rencana Allah tidak gagal gegara penolakan mereka, namun menjadi jalan memenuhi maksud Allah bahwa segala bangsa ikut dalam rencana keselamatan Allah.
Paulua sangat banyak menjelaskan ini dalam surat-suratnya seperti dalam Roma dan Galatia. Keselamatan itu bukan hanya untuk Yahudi, tetepi ke segala bangsa. Keselamatan itu bukan karena ketaatan melakukan hukum Taurat, bukan karena keturunan Abraham dan bukan pula karena kesalehan. Keselamatan adalah anugerah Allah semata yang diberikan secara gratis dan kita terima di dalam iman.
Keselamatan yang dianugerhakan di dalam diri Yesus Kristus harus kita sambut dengan baik, jangan sampai ada lagi penolakan, kelalaian dan ketidak pedulian yang membuat kita tidak ikut menikmati keselamatan yang Tuhan anugerahkan.
3. "Pakaian Pesta": terpanggil dan terpilih Mempersiapkan diri.
Hal menarik ketiga yang perlu kita dalam dari pengajaran Tuhan Yesus dalam kotbah ini adalah kehadiran orang dalam pesta namun tidak memakai pesta. Dalam perumpamaan ini orang yang menikmati perjamuan pesta namun tidak berpakaian pesta diberi hukuman.
Matius 22:13 (TB) Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.
Ini suatu peringatan keras bagi orang percaya. Sekalipun kita memahami bahwa keselamatan adalah anugerah yang gratis bukan berarti anugerah itu murahan. Anugerah itu mahal karena itu setiap orang harus memiliki persiapan diri, setia dan berkomitmen. Rela menghadapi tantangan konsekwensi mengikut Yesus.
Kita harus menyadari bahwa menerima panggilan bukan hanya sekedar ikut-ikutan, atau bukan pula mental penikmat jamuan (penerima). Tetapi Yesus hendak mengajarkan bahwa sekali sudah menyambut kerajaan Allah apa yang seharusnya kota lakukan mesti dilakukan. Apa yang seharusnya menjadi tugas dan tanggung jawab kita, kita lakukan sebagai ungkapan syukur dan tanggung jawab seorang beriman.
1 Tesalonika 5:9 (TB) Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita,
Kita dipanggil dan dipilih untuk menikmati keselamatan yang Tuhan anugerahkan kepada kita. Amin
Salam dari kami
Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar