Kotbah Minggu Palmarum, 2 April 2023
Nas: Markus 11:1-11
*DIBERKATILAH YANG DATANG DI DALAM NAMA TUHAN*
Selamat hari minggu! Sahabat yang baik hati, Hari ini kita sudah memasuki minggu Palmarum. Palmarum artinya palma atau mare-mare, dedaunan pohon palm. Minggu ini hendak mengingatkan peristiwa bagaimana penduduk kota Yerusalem menyambut Yesus. Penduduk kota, dari anak-anak hingga orang tua menyambut Yesus dan mengagungkan dengan berseru: Diberkatilah Dia yang datang di dalam nama Tuhan, sambil meletakkan palma di jalan-jalan atau daun hijau untuk menyambut Yesus.
*01. Memaknai Palmarum*
Sambutan itu sebagai ungkapan mereka merindukan Mesias yang telag lama dinantikan. Jika kita bandingkan di jaman now bagaimana menyambut tamu kenegaraan, susunan barisan rapi dan dibuat karpet merah untuk menyambut sebagai ungkapan rasa hormat dan sambutan yang hangat bagi tamu kehormatan. Demikianlah juga sambutan penduduk Yerusalem kepada Yesus.
Kejadian Palmarum sebenarnya perlu menjadi renungan, menyambut Yesus tapi sangat sayang mereka tidak mengenal Yesus dan missinya ke Yerusalem. Benar bahwa penduduk Yerusalem telah lama menantikan Mesias, Anak Allah yang akan membebaskan Israel dari penjajahan asing dan kembali membawa kejayaan Raja Daud. Itulah harapan penduduk Yerusalem, namun harapan mereka itu sebenarnya harus dipertanyakan karena Yesus bukan naik kuda tetapi naik keledai. Yesus hadir bukanlah untuk menduduki Yerusalem sebagai raja yang memerintah seperti bangsa asing. Tetapi Yesus hadir memenuhi janji Allah membebaskan manusia dari kuasa dosa. Yesus naik keledai menunjukkan Yesus hadir membawa damai sejahtera.
Konteks kitab Markus! Apa yang kita baca dari Markus 11:1-11 ini diceritakan bagaimana sambutan penduduk Yerusalem kepada Yesus. Mereka menyambut Yesus sebagai raja, sebagai Mesias yang diurapi dan yang akan mengokohkan kerajaan Daud. Melebihi dari apa yang mereka harapkan itulah yang dilakukan oleh Yesus di Yerusalem. Yesus hadir bukanlah mau memenuhi sebahagian dari apa yang dibutuhkan oleh manusia. Yesus hadir untuk menggenapi janji Allah untuk keselamatan umat manusia secara total.
*02. Konteks Markus 11:1-11*
Baiklah kita mendalami apa yang bisa kita pelajari dari Kotbah minggu ini. Menurur saya ada tiga hal menari yang pwrlu kita perdalam dan direfleksikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Khususnya mempersiapkan diri merayakan Jumat Agung dan Paskah.
*2.1. Ketaatan - Loyalitas Murid*
Markus 11:4 (TB) Mereka pun pergi, dan menemukan seekor keledai muda tertambat di depan pintu di luar, di pinggir jalan, lalu melepaskannya.
Sebelumnya Yesus telah menyuruh murid-murid untuk mengambil keledai yang tertambat di kam jika ada yang bertanya mereka menjawab: "Tuhan memerlukannya. Ia aka segera mengembalikannya ke sini" (Mark 11:1)
Disini ada loyalitas Murid. Mereka pergi dan melakukan apa yang diperintahkan oleh Yesus. Mereka tidak ragu, tidak ada pertanyaan atau hal-hal yang membuat mereka ragu melakukannya. Setelah mereka pergi, benar mereka menemukan keledai dan saat ikatannya dibuka mereka menjawab seperti jawaban yang disampaikan oleh Yesus.
Apa yang dapat kita pelajari dari sini? Inilah sesungguhnya tugas seorang murid yaitu melakukan apa yang diperintahkan oleh Yesus. Melakukan perintah itu kita sebut dengan ketaatan atau dalam bahasa lain ada loyalitas. Kita orang percaya harus memiliki ketaatan, saat dipanggil untuk mengikuti Yesus, ya ikutlah. Apapun konaekwensi dari ketaatan seorang yang mengikut Yesus, jangan ragu dan bimbang, Yesus telah persiapkan segala seauatu sebelum Dia mengutus kita.
Dalam minggu passion, hati-hari setelah Palmarum hingga Jumat Agung, kita akan belajar bagaimana murid-murid banyak menghadapi tantangan, gangguan dan ancaman. Harga seorang murid akan teruji dalam melampauhi penderitaan.
*2.2. Tuhan memerlukannya - belajar mempersembahakan milik untuk pelayanan Tuhan*
Pemilik keledai tidak mengenal murid karena para murid umumnya berasal Galilea. Tetapi pemilik keledai percaya dan membiarkannya. Memang Yesus telah dikenal oleh orang baik di Galilea, Yudea dan sekitarnya. Telah banyak melakukan mujizat, menyembuhkan berbagai penyakit, serta banyak pengajarannya yang sangat mengagumkan. Dengan garansi: Tuhan membutuhkannya, pemilik keledai melepaskannya. Arrinya pemilik keledai mempasrahkan keledainya itu dilepaskan murid setelah kalimat ini disampaikan: Tuhan memerlukanya
Kalimat ini sangat perlu kita hayati untuk lebih sungguh mempersembahkan hidup kita kepada Tuhan. Sudah sejauh mana kita mempersembahkan apa yang ada pada kita untuk pelayanan kerajaan Tuhan? Pemilik keledai ini contoh yang baik, atau mungkin seperti janda di Sarfat? Tinggal tepung segenggam dan sedikit minyak harus diolah dan diserahkan kepada hamba Tuhan. Janda itu melakukannya, tetapi lihatlah, janda itu tak kekuarangan, justru menjadi cara Allah untuk memelihara hidup janda itu dan anaknya sampai kemarau berakhir.
Dalam berbagai hal pengalaman hidup, hal ini perlu kita maknai memberikan persembahan dengan membantu pelayanan dan missi gereja: dibutuhkan uluran tangan untuk berpartisipasi. Ketika hal seperti itu terjadi pada kita, kita mempercayainya Tuhan memerlukan sesuatu dari kita. Hal ini juga bisa kita kembangkan dalam hal memaknai musibah yang terjadi seperti kehilangan apa yang kita miliki bahkan Mungkin yg paling berharga dalam hidup kita. Kita percayai Tuhan mengetahui segala sesuatu yang terjadi dan yang akan terjadi di dalam hidup ini, jangan stress atau kecut tetapi pasrahkan dan katakan Tuhan memerlukannya dan Dia akan mengembalikannya segera.
*2.3. Hosanna: diberkatilah yang datang dalam nama Tuhan*
Markus 11:9-10 (TB) Orang-orang yang berjalan di depan dan mereka yang mengikuti dari belakang berseru: "Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosana di tempat yang maha tinggi!"
Seruan hosanna disini adalah harapan orang banyak, Yesus akan naik tahta dan memimpin Israel sebagai bangsa sebagaimana kepemimpanan Daud. Padahal missi Yesus adalah menjadi raja damai yang mendamaikan Allah dengan manusia. Konsep keselamatan yang dibawa Yesus bukanlah konsep keselamatan dan memulihkan kerajaan Israel melainkan Kerajaan Allah. Dalam kerajaan Allah kuasa dosa akan dikalahkan.
Itulah missi Yesus ke Yerusalem yang mati dan dibangkitkan untuk mengalahkan kuasa dosa dan maut. Jika kita baca cerita selanjutnya orang banyak yang hadir dan yang mengeluelukan Yesus dengan hosanna kecewa akan dengan harapan hosanna mereka, itulah sebabnya mereka berbalik dari hosannna menjadi salibkan dia salibkan dia pada peristiwa Gabbatha. Mengapa seruan mereka berbalik dari pujian ke hujatan, karena tak sesuai dan yg diharapkan. Dalam iman, Hal yang selalu kita ingat adalah membenamkan harapan di kehendak Allah.
Dengan demikian seruan Hosaana dalam minggu palmarum ini tentu selalu mengingatkan kita bahwa pujian dan elu-elu yang kita sampaikan pada saat yang sama adalah membuka hati kita kepada kehendak Allah. Dengan demikian hossanna harus dimaknai dengan suatu pemahaman kita mesti menyesuaikan harapan kita kepada kehendak Allah. Biarlah kehendak Allah yang terjadi.
*03. Menyambut Yesus butuh konsistensi*
Sahabat yang baik hati! Pelajaran peristiwa Palmarum merupakan tragedi, jika.kota buat perencanaan waktu, bahwa peristiwa Palmarum ada pada haru minggu, bagaimana sambutan itu secara luar biasa, mengaungkan Yesus sebagai Meaias Abak Allah dan meletakkan palmarum atau kain yang mereka milikk sebagai penyerahan diri dan tunduk kepada Mesias.
Situasi inipun berbeda setelah Kamis dan Jumat Agung? Entah apa yang menimpa diri Yudas harus menghianati Yesus dengan 30 dinnarnya? Demikian juga dengan Petrus murid yang dikasihi itu harus menyangkal Yesus 3 kali sebelum ayam berkokok, murid yang lain diam dan tidak ada reaksi, orang banyak berteriak salibkan Dia, salibkan Dia? Bukanlah mereka.menduduk Yerusalem daei anak-anak hingga orang tua mengelukan Hosanna? Namun berubah menjadi: salibkan Dia. Bahkan menyerukan lepaskan Barabas sang penjahat. Saat pikiran tak normal dan kebencian menguasai roh dan jiwa seseorang bisa saja membenarkan kejahatan ketimbang membela orang yang yang sudah berbelas kaaih pada kita.
Periatiwa Palmarum yang menyerukan hosianna bagi kita di jamannau, harus tetap konsisten hosanna sampai akhir hayat kita.
Selamat Palmarum: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar