KOTBAH MINGGU OKULI, 12 MARET 2023
Nas: Mazmur 95:1-11
MENYEMBAH ALLAH DENGAN SEPENUH HATI
Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, sebagai orang Kristen, hal yan tidak boleh terlupakan dalam hidup ini adalah inadah. Di dalam ibadah kota bersembah sujud menyembah Allah yang berkenan hadir dalam persekutuan kita. Itulah sebabnya sebahagian orang Kristen menjadikan ibadah selalu khusuk untuk menghayati kehadiran Allah dalam ibadah. Namun dalam kotbah Minggu ini kita diajak berbiadah menyembah Allah dengan sepenuh hati, dengan gembira dan bersukacita.
Jika kita baca secara lengkap Mazmur 95:1-11 ini, pemazmur mengajak umat untuk meluruskan pemahaman kita tentang bagaimana kita menyembah Tuhan. Kita diajak untuk menyembah Allah dengan sepenuh hati, memuji Tuhan dengan bergembira dan bersyukur atas segala kasih dan perbuatanNya. Hal inilah yang harus dihayati dalam setiap ibadah, kita menyadari kehadiran Allah, karena itu kita bersyukur. Kita menyadari kehadiran Allah karena itu kita harus mempersiapkan diri sebelumnya karena yang Maha Kudus berkenan hadir. Kita menyadari kehadiran Allah untuk mempersiapkan diri menerima berkat dari Tuhan.
Sekarang baiklah kira mempelajari lebih dalam.kotbah minggu ini. Setidaknya ada tiga hal yang perlu kita ambil.pesan yang sangat berharha, yaitu:
1. Memuji Tuhan dengan sukacita dan sora-ksorai (ayat 1-5)
Mazmur 95:1-2 (TB) Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita.
Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
Ayat ini dan beberapa ayat lainnya dalam Mazmur membuat beberapa gereja memahami bahwa beribadah harus bergembira, bersemangat dan menyorakkan Allah. Namun seperri yang saya sampaikan ada juga orang yang menghayati kehadiran Allah dengan khusuk.
Ajakan memuji Tuhan disini dalam suasana kegembiraan. Bergembira dan bersorak sorai tentu dengan alasan. Allah berkenan hadir dan Dialah gunung batu dan keselamatan umatNya.
Ajakan memuji Tuhan itu, disebutkan bahwa Allah itu Raja diatas segala raja dan Dia memilikikuasa, kemuliaan dan kehormatan.
Kita harus selalu mengingat bahwa Tuhan adalah sumber kebahagiaan kita. Kita harus selalu mengucapkan syukur dan memuji-Nya atas semua berkat yang Dia berikan kepada kita, termasuk hidup, kesehatan, keluarga, dan karunia lainnya. Mari kita mengalami kegirangan dalam memuji-Nya dan mengakui bahwa Dia adalah Allah yang besar dan kuasa.
Bagaimana kita memuji Tuhan dengan sukacita dan kegirangan? Setidaknya tiga hal ini dapat kita lakukan:
a. Bersyukur pada setiap saat: kita dapat memulai dengan bersyukur pada setiap saat, baik dalam situasi yang menyenangkan maupun sulit. Kita bisa.menikmati udara segar dannhari yang kita jalani sesungguhnya adalh berkat yang luar biasa. Apa yang ada pada kita sekarang ini - existing sepenuhnya adalah kehendakNya. Dengan menyadari dan mengakui bahwa setiap berkat dan rahmat yang kita terima berasal dari Tuhan, maka kita akan senantiasa memiliki rasa syukur yang dalam dan mengalami kebahagiaan dalam hati.
Bersyukur bukan hanya saat kita memperoleh sukacita dan bahagia. Kita bisa menikmati terbitnya mata hari ini semata-mata karena berkatnya.
b. Memuji Tuhan dengan Tindakan: kita juga dapat memuji Tuhan dengan tindakan. Tindakan yang baik, seperti membantu sesama, memberikan sumbangan atau mengunjungi orang sakit, dapat menjadi cara untuk mempersembahkan pujian dan syukur kita kepada Tuhan.
Bersyukur bukan hanya dengan kata-kata, namun bersyukur melalui tindakan nyata, kehadiran yang bermakna dan berdampak pada orang lain. Hal inilah yang selalunkita sadari, bahwa bila.kehadiran.kita telah berdampak baginoramg lain apalagi ti dakan yang sangat berguna dan membangun orang lain merupakan panggilan kita sebagainornagbyang bersyukur.
c. Mengalami sukacita dalam ibadah bersama: Ibadah bersama di gereja dapat menjadi kesempatan bagi kita untuk memuji Tuhan dengan sukacita bersama-sama. Dalam ibadah, kita dapat bernyanyi, bersyukur dan merenungkan firman Tuhan bersama-sama, serta mempersembahkan pujian dan syukur kita kepada Tuhan.
Selain di gereja ibadah yang kita ikuti dalam persekutuan baik dalam minggu, kebaktian persekutuan dan ibadah keluarga merupakan cara yang nyata memuji dan menyembah Allah.
2. Menyembah Allah: ajakan bertobat dan tunduk kepada Tuhan (ayat 6-7)
Mazmur 95:6-7 (TB) Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.
Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!
Disini kita diajak untuk sujud dan berlutut. Berlutut di hadapan Allah merupakan yngkapan yang mengajak kita menyadsri keberdosaannkita dihadapan Tuhan. Kita adalah manusia berdosa yang tidak layak.mengjadap hadiratNya. Kesediaan berlutut merupakan ajakan memperbaiki diri. Sebelum sujud dihadapanNha tentu kita telah sedia meninggalkan kebiasaan lama kepada kehendak Allah.
Bukankah kita sering hidup dalam kepurapuraan? Kita ikut dalam rombongan nyanyian, dalam kumpulan kristen namun tidak sesungguhnya ikut ambil bagian dalam ibadah yang dari segenap hati. Terkadang kita lupa bahwa Tuhan adalah Allah yang mahasuci dan sempurna, dan kita manusia berdosa yang sering melakukan kesalahan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu merenungkan dosa-dosa kita dan meminta pengampunan-Nya.
Ada beberapa catatan yang menurut saya perlu kita periksa, yaitu hal-hal yang mehambat orang untuk berbertobat dan memperbaiki kehidupannya, yakni:
a. Kebanggaan atas diri sendiri, akhirnya lupa bahwa dirinya manusia yang berdosa. Tidak mau mengakui kesalahan, akhirnya terus mencarui untuk membenarkan diri dan merasa tidak bersalah. Dalam upaya mencari pembenaran diri biasanya menceritakan kebaikannya dan menuduh orang lain kambing hitam atas kesalahannya.
b. Kesombongan. Ingat kejatuhan manusia dalam dosa adalah karena kesombongan. Ular memanfaatkan issu menjadi sama seperti Allah membuat Hawa dan adam tergoda dan jatuh.
c. Kehilangan harapan, ada orang yang mengakui kesalahannya dan sadar betul akan letak permasalahan yang dihadapi. Namun tidak mau mengubahnya, karena peluang untuk memperbaiki diri seolah jauh dan tak terjangkau.
Kotbah minggu ini, mengajak kita untuk menyembah Allah meruapakan ajakan untuk pertobatan dan memperbaiki diri kita. Mari datang dihadapan Allah yang Maha Kudus dengan memperbaiki kehidupan kita seturut dengan kehendakNya. Segera bergegas meninggalkan kebiasaan buruk kepada kebiasaan baru yang lebih dikehendaki TUhan.
3. Pelajaran penting dari Bangsa Israel yang tidak setia di Padang Gurun (ayat 8-11)
Janganlah kita seperti bangsa Israel yang tidak setia pada Tuhan dan memberontak melawan-Nya. Mereka membangkitkan kemarahan-Nya di padang gurun dan menguji-Nya di tempat yang tandus. Mereka mengeluh dan meragukan kekuasaan-Nya, bahkan setelah melihat mujizat-mujizat besar yang Dia lakukan di antara mereka.
Dua kesalahan fatal dari bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun adalah: ketidak percayaan dan ketidak taatan. Mereka tidak percaya, apalagi dalam menjalani kesulitan dan tantangan mereka ragu akan kemahakuasaan Tuhan,. Padahal mereka sendiri telah menyaksikan besarnya kuasa Tuhan yang mendatangkan 10 tulah di Mesir, membelah laut merah dan menerjang serta menenggelamkan Firaun dan pasukannya. Namun saat mereka menghadapi masalah mereka meragukan Tuhan. Apalahi yang dipermasalahkan adalah hal-hal yang sederhana, yang kurang air, tidak makan daging dll.
Kesalahan penting kedua dari pelajaran Israel di padang gurun adalah ketidak taatan. Bangsa Israel diberi hukum Taurat atauy Perintah Tuhan, namun mereka tidak taat. Akhirnya dalam perjalannya mereka sering mendapat peringatan keras dari Tuhan. Lihatlah misalnya peristiwa ular tembaga, pada akhirnya banyak orang mati digigit ular berbisa. Syukurlah Tuhan menyediakan ruang bagi yang mau menyesalinya denggan membuat ular tembaga, barang siapa melihatnya dia beroleh kesembuhan.
Kita harus belajar dari kesalahan bangsa Israel dan memegang teguh iman kita pada Tuhan. Kita tidak boleh meragukan kekuasaan dan kasih-Nya, meskipun kita menghadapi cobaan atau kesulitan dalam hidup. Mari kita tetap setia pada Tuhan dan memercayakan segala hal pada-Nya, karena Dia adalah Allah yang baik dan penuh kuasa.
Tuhan memberkati kita semua, mari puji Tuhan dengan sepenuh hati, memuji Tuhan melalui perkataan dan perbuatan. Mari menyembah Dia dengan sujud dan tunduk dihadapanNya. Amin
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar