Kotbah Pada Ibadah Malam Akhir Tahun 2022
Nas: Roma 11:33-36
*BAGI TUHAN KEMULIAAN SELAMA-LAMANYA*
*Percayalah, Allah bekerja bukan hanya dengan cara seperti yang kita harapkan. Hikmat Tuhan lebih dalam dari apa yang kita pikirkan. Kita percaya bahwa di dalam penderitaan yang dialami Tuhan dapat memberi kebahagiaan; di dalam kesukaran kita menemukan kemudahan. Di dalam keadaan tertekan kita mendapatkan kelegaan. Di masa tersulit dalam hidup yang harus berurai air mata terkadang disitu kita menemukan mata air.*
Selamat mengakhiri tahun 2022 ini! Sahabat yang baik hati. Salah satu tradisi gereja HKBP adalah Ibadah Malam akhir tahun. Dalam Ibadah ini kita mensyukuri penyertaan Tuhan dalam perjalanan hidup kita dan perjalanan pelayanan jemaat. Itulah sebabnya di ibadah malam akhir tahun ini disampaikan Bericht atau laporan pelayanan, statistik dan keuangan. Semua itu menjadi moment untuk menghitung begitu banyaknya kasih dan pernyertaan Tuhan sepanjang tahun. Maka ibadah malam akhir tahun tidak boleh kita lupakan. Saran saya sebaiknya dimanapun kita beradah ikutlah beriadah di ibadah malam akhir tahun.
Kotbah di ibadah malam akhir tahun ini tertulis dari Rom 11: 33-36. Berisi tentang begitu dalamnya kekayaan dan hikmat Tuhan dalam mewujudkan keselamatan bagi umat Israel dan seluruh bangsa.
*1. Dalamnya hikmat dan pengetahuan Allah*
Roma 11:33 (TB) O, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya!
Siapakah yang dapat mengukur tingginya langit dan siapakah yang dapat mengukur dalamnya lautan. Tentu akan sulit dan hingga kita masih perkiraan. Seandainya pun ada manusia yang menemukan alat ukur tentang tingginya langit dan dalamnya lautan sungguh lebih tinggi dari langit dan lebih dalam dari lautan kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah. Hal itu telah disampaikan oleh nabi Yesaya sebelumnya bahwa hikmat Allah dari manusia seperti langit dan bumi. Yesaya 55:9 (TB) Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.
Dalam kotbah ini Paulus memberikan penjelaskan keselamatan yang sangat unik. Keselamatan itu telah dijanjikan sejak semula kepada umat Pilihan Allah yaitu Israel, namun mereka menolak Yesus Kristus bahkan hingga mati di kayu salib. Penolakan itu nampaknya bukan membatalkan kehendak Allah, namun penolakan Israel menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Keselamatan yang telah sampai kepada bangsa-bangsa. Jila keselamtaan telah sampai ke bangsa-bangsa apakah kemurahan Allah atas Israel Batal? Menurut penjelasan Paulus, sama sekali tidak; kehendak Allah tidak pernah batal atas Israel, penolakan mereka menjadi berkat bagi bangsa-bangsa, tetapi pada akhirnya bangsa Israel yang menolak Allah akan ikut dalam keselamatan itu seperti bangsa-bangsa yang telah menerima keselamatan.
Roma 11:29-31 (TB) Sebab Allah tidak menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.
Sebab sama seperti kamu dahulu tidak taat kepada Allah, tetapi sekarang beroleh kemurahan oleh ketidaktaatan mereka,
demikian juga mereka sekarang tidak taat, supaya oleh kemurahan yang telah kamu peroleh, mereka juga akan beroleh kemurahan.
Dalam hidup sehari-hari juga demikian, kita harus menyadari sungguh tak terselami rencana Allah dalam hidup. Kadang dalam kesukaran yang kita hadapi Tuhan mendatangkan kebaikan bagi kita. Apa yang paling tidak kita sukai, kadang terjadi bagi kita, sukit dan kurang bisa kita terima mengapa semua ini terjadi tetapi kalau kita jalani seluruhnya bukan mau menjatuhkan kita melainkan untuk pemulihan dan kebaikan kita. Jadi apapun yang terjadi dalam hidup kita, bwrada dalammkeadaan sukar dan bingung tak tahu menempuh arah jangan berputus asa jalani dalammiman, waktunya kita akan mengetahui rencana Allah yang indah dalam hidup kita.
*2. Menempa diri tetap rendah hati*
Satu lagi dari renungan ini jika dijelaskan tentang bagaimana dalamnya: kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah mendorong kita untuk lebih rendah hati. Hikmat manusia masih merupakan kebodohan bagi Allah. 1 Korintus 3:19 (TB) Karena hikmat dunia ini adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: "Ia yang menangkap orang berhikmat dalam kecerdikannya."
Memahami karya keselamatan bukan perhitungan logika atau argumentasi yang sangat rasional. Keselamatan harua dipahami dengan hikmat. Tanpa hikmat orang percaya tidak melakukan apa-apa.
Semakin berhikmat seseorang semakin dalam memaknai kehidupan. Tidak mudah puas diri, tetapi tetap menempa diri menjadi orang yang bersyukur dan rendah hati. Tuhanlah perencana yang unggul dalam hidup ini.
Jika dalam perjalanan hidup ini terjadi apa yang seharusnya tidak kita harapkan tetaplah jalani dengan penuh kesetiaan. Percayalah, Allah bekerja bukan hanya dengan cara seperti yang kita harapkan. Hikmat Tuhan lebih dalam.dsri apa yang kita pikirkan. Kita percaya bahwa di palam penderitaan yang dialami Tuhan dapat memberi kebahagiaan; di dalam kesukaran kita menemukan kemudahan. Di dalam keadaan tertekan kita mendapatkan kelegaan. Di masa tersulit dalam hidup yang harus berurai air mata terkadang disitu kita menemukan mata air.
Jangan pernah berputus asa segala sesuatu terjadi atas kehendak Tuhan. Sebaliknya jika Tuhan berkenan dan memberi apa yang kita harapkan ingatlah semua itu bersumber dariNya dan bersyukurlah dalam segala kerendahan hati.
*3. Hidup ini bersumber dari Allah dan berakhir padaNya.*
Roma 11:36 (TB) Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
Ayat ini sangat penting untuk direnungkan di penghujung tahun ini. Kita diingatkan akan arti dan makna kehidupan ini. Hidup ini bersumber dari Allah dan berakhir pada Tuhan. Segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita tidak terlepas dari kehendak Allah. Allah mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada kita, Allah mengatur akhir segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini. Karena itu kita harus menyadari sepenuhnya hikmat dan rahasia Allah pada hidup kita dengan pasrah dan menjalani hidup ini di dalam iman dan seturut dengan kehendak Allah.
Oleh sebab itu, kita semua untuk bersyukur. Apa yang ada pada diri kita adalah bersumber dari Allah: segala rahmat, kebaikan dan kemujuran yang kita peroleh adalah bersumber daripada Allah. Tidak ada satupun yang ada pada hidup kita yang tidak bersumber dari padanya karena itu kita harus bersyukur.
Penghujung tahun ini, mengingatkan pula bahwa setiap orang harus mempertanggung jawabkan hidupnya di hadapan Tuhan. Waktu terus berjalan dan menuju pada titik akhir. Pada saat itulah manusia memberikan pertanggung jawaban kepada Tuhan. Apakah waktu yang diberi kita isi dengan kehidupan yang bermakna, atau waktu sia-sia berlalu.
Siapapun kita, tidak ada satupun yang dapat menghindar dari tuntutan pertanggungjawaban di hadapan penghakiman Allah. Segala sesuatu dalam hidup kita harus kita pertanggungjawabkan dihadapan Allah kelak. Kita semua berdiri dihadapan Allah memberikan pertanggungjawaban atas apa yang kita lakukan sepanjang hidup. Hal ini mengingatkan kita agar seluruh tindakan kita di dunia ini mesti dapat kita pertanggung-jawabkan dan selalu memuliakan Allah.
Dari Dia, oleh Dia dan Untuk Dia. Hidup ini adalah pemberian Allah, segala sesuatu yang terjadi dalam hidup ini adalah oleh Dia dan segala sesuatu yang kita lakukan di Dunia ini adalah akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Tak seorang pun yang dapat mengelak dari penghakiman Allah kelak. Terpujilah Tuhan sumber kehidupan dan padaNya kita kembali.
Jika kita buat flasback sepanjang tahun 2022 begitu banyak hal yang harus disukuri. Itu semua adalah anugerah Tuhan. Di akhir tahun ini, kita menatap satu kalender yang berisi 365 hari. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi hari esok tetapi kita percaya bahwa Tuhanlah yang menghantarkan kita memasuki 2023. Selamat menyongsong tahun baru 2023. Amin
Tuhan memberkati!
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar