Minggu, 30 November 2014

PADUAN SUARA DAN SENI KEPEMIMPINAN

Paduan Suara - Seni Kepemimpinan

Setiap ada festifal koor, yang terpikir dibenakku adalah seni kepemimpinan. Itulah yang terpikir dibenakku dalam menyaksikan festifal Paduan suara HKBP dalam rangka Perayaan Puncak tahun Remaja pemuda HKBP pada tanggal 29 Nop 2014 di Medan.

Bagi saya setiap anggota paduan suara yang bagus akan melahirkan pemimpin yang bagus dalam bidang dan pekerjaannya masing-masing. Hal itu menurut saya tidaklah berlebihan kerena memang jika kita menelisik tentang proses dan dinamika di dalam suatu paduan suara sungguh akan mengagumkan. Di dalam paduan suara seseorang dapat belajar mengembangkan diri dalam banyak hal: pengalaman bagaimana dipimpin, mengelola waktu, menata harmoni, mendengar dan memahami orang lain, solidaritas, keinginan belajar, solidaritas dan lain2. Sungguh banyak hal akan ditempa secara sengaja dan tidak sengaja dalam diri seorang anggita paduan suara.

Setiap anggota paduan suara memberi dirinya secara iklas untuk dipimpin, diatur dan diarahkan oleh seorang kondak. Hal ini sangat penting, pemimpin yang baik adalah seorang yang berkenan dipimpin dengan baik. Seorang anggota paduan suara menyadari hal ini sepenuhnya, paduan suaranya akan bagus jika dipimpin oleh kondak yang baik dan anggota paduan suara yang mau dipimpin.

Hal lain tak kalah penting adalah masing-masing anggota belajar dìsplin dengan waktu latihan. Seorang anggota paduan suara akan mengelola waktunya dengan baik. Tarohlah tak ada kelonggaran waktu namun seorang anggota paduan suara akan memiliki keahlian untuk mengelola waktu. Apalagi dalam merencanakan konser atau event mengikuti suatu festifal akan memiliki suatu proses kepemimpinan yang baik mulai dari perencanaan, monitoring hingga evaluasi. Ini proses yang secara tidak disengaja tetapi secara alamiah membentuk anggota paduan suara dalam hal leadership. Dia akan berpikir untuk membagi dan mengelola waktunya membangun kekompakan mencapai tujuan dll. Sikap seperti ini akan terbentuk secara tidak sengaja di dalam diri seorang anggota paduan suara. Masih berkaitan dengan itu, seorang anggota paduan suara juga akan sering memahami anggota yang lain jika terlambat misalnya mengikuti latihan akan selalu berpikir positip dan dapat memahami keterlambatan orang lain tanpa harus marah2 tetapi terstruktur untuk pola berpikir positip.

Hal yang luar biasa lagi adalah memadu suarau yang berbeda menjadi harmoni yang indah, ini adalah suatu seni yang melekat dalam seorang anggota paduan suara. Seorang yang kencang dan keras suaranya bersedia menurunkan volumenya agar seimbang dengan suara lainnya membentuk harmoni. Ini suatu seni bagaimana dia menyesuaikan dirinya dan suaranya dengan yang lain demi menciptakan harmoni yang indah. Dalam paduan suara memang sumbang bagi penonjolan personal, kalaupun ada yang mungkin harus ada lagu solo dalam lagu tertentu. Yang utama adalah bersedia memadu diri, mendengar orang lain demi tercipta harmoni indah dimiliki oleh seorang anggota paduan suara yang baik.

Dalam paduan suara ada terus proses belajar, lagu2 yang tidak dikenal sama sekali dipelajari not demi not, pengalan birama demi penggalan birama, dsri solmisasi hingga syair2 dinyanyikan menurut melodinya dan jiwa lagu. Disini bisa kita bilang bahwa seorang anggota paduan suara tidak mengenal menyerah sebelum menguasai lagunya. Lagu demi lagu dipelajari dan tidak akan pernah puas dengan lagulagu yang diketahuinya, namun akan terus belajar dan belajar akan lagu-lagu baru lainnya. Ini jiwa seni seorang yang memikiki kecintaan dalam paduan suara yg terus memacu diri belajar lagu-lagu baru. Sungguh ada keindahan tersendiri di dalamnya. Saya dapat banyangkan jika seorang pemimpin memiliki keinginan belajar yang luar biasa, gigih dan tidak mengenal lelah tentu kepemimpinannya akan innovatif.

Ada persekutuan dan memelihara sikap tim. Sikap ini ada dalam diri seorang anggota paduan suara. Bukan berarti tak ada ego, namun egonya dipersembahkan untuk kerjasama tim. Semua anggota paduan suara menyadari potensi masing masing dan ini bisa jalan kalau sejua bekerja secara team. Jiwa dan value demikian sangat berharga dalam sebuah kepemimpinan, masing2 potensi diberdayakan menuju suatu tujuan. Selain tim makna kebersamaan dan solidaritas dalam anggota paduan suara akan tumbuh dengan sendirinya.

Tentu masih banyak lagi yang dapat kuta katakan tentang keahkian, nilai dan proses pembelajaran bagi seorang anggota paduan suara. Bagi saya sukses menjadi anggota paduan suara sudah melebihi latihan kepemimpinan dasar apapun.

Selamat buat seluruh remaja naposo bulung HKBP yang mengikuti festifal koor se HKBP, saya yakin festifal ini diadakan bukan untuk suatu trofi namun didalam paduan suara itu semua anggota telah memasuki proses pembelajaran kepemimpinan yang indah. Saya yakin kelak dari anggota padua suara seluruh Distrik HKBP dapat menerapkan kepemimpinan yang memiliki nilai seni yang tinggi dalam bidang dan professinya masing-masing.

KAMI ADALAH TANAH LIAT

Selamat hari minggu, mari songsong Tuhan!

Dalam advent pertama ini kotbah dari Yesaya 64,1-9.
Kotbah ini mempersiapkan umat untuk menyadari kedahsyatan kedatangan Tuhan dan keberadaan manusia dihadapan Allah.

01. Kedahsyatan Allah mendorong manusia rendah hati. Seperti api yg yang membuat ranggas menyala-nyala dan seperti api membuat air mendidih, suatu ungkapan bahwa kedahsyatan Tuhan membuat manusia takjub dan takut kepada Tuhan. Ranggas akan segera menjadi debu yg tak berarti, atau air yg mendidihsegera menguap habis demikian keberadaan manusia dihadapan Allah. Sesungguhnya manusia tak akan sanggap dan tak layak dihadapan penghakimanNya. Hal ini mesti semakin mendorong manusia bersujud dan memohon ampun atas kenajisan dan keberdosaan. Menyadari keberdosaan dihadapan Allah membuat kita semakin berharga dihadapannya.

02. Kami adalah tanah liat,
Hal kedua ini juga mengajak kita memahami keberadaan kita dihadapanNya (who am I). Sesungguhnya apalah tanah liat sungguh tak ada arti dan tak berharga : jika musim kering tanah liat hsnyalsh debu, dan jika hujan hanya lumpur yg kotor. Namun Allah telah membentuk dan menempanya segambar dengsn rupa Allah, diberi Roh kehidupan dan akal budi. Dengan demikian kita bisa sebutkan bahwa tanah liat hanya karena ditempa dalam berbagai rupa dan fungsi tanah liat bisa bernilai dan bermanfaat. Demikianlah manusia dihadapan Allah. Ungkapan ini mendorong kita lebih rendah hati, bahwa manusia harus menyadari bahwa kita adalah tanah liat; yang tak berrarti namun dibentuk dan ditempa oleh Pencipta menjadi berharga. Keberartian manusia sungguh terletak pada Allah sendiri yg telah membentuk dan menempa kita.

Hal kedua yg ditekankan dari ungkapan ini adalah mengingatkan manusia dengan asalinya, yaitu debu tanah. Manusia berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah. Hidup manusia relatif dan akan cepat berlalu. Jika demikian halnya tak ada dasar apapun membuat manusia sombong dan tinggi hati. Hal baik bagi manusia adalah merendahkan diri dihadapan Allah dan membuahkan kebaikan seturut dengan kehendak pencipta

03. Engkaulah Bapa kami
Dalam pejiarahan manusia, manusia mencari perlindungan, rasa aman, pemeliharan, kesejahteraan dan atas segala apa yang dibutuhkan. Semua itu ada pada Allah yang adalah Bapa kita dan kita adalah anak-anakNya.
Bukan saja kuta yang menyongsong Tuhan, tetapi Tuhan juga menyongsong anak-anak yg dikehehendakiNya. ""Engkau menyongsong mereka yang melakukan yang benar yang mengingat jalan yang Kautunjukkan" (ay 5).

Dalam advent pertama ini mari renungkan persiapan kita menyongsong Tuhan, untuk lebih rendah hatimenyadari siapa kita dihadapanNya. Allah adalah Bapa kita yg tetap mengasihi dan memelihara hidup kita. Karena itu berilah diri untuk ditempa seturut kehendakNya.

Sabtu, 15 November 2014

BERDIAM DIRI DI HADAPAN TUHAN ALLAH!

Berdiam Diri di Hadapan Tuhan Allah! 
Kotbah Minggu 16 Nopember 2014
Nats: Zefanya 1,7+12-18)


Pendahuluan
Hanya dua konsekwensi pada hari Tuhan, yaitu: hukuman dan anugerah. Allah menghukum orang yang melakukan kekejian bagi Tuhan dalam hidupnya dan menganugerahkan kehidupan kekal bagi orang yang dikasihiNya. Dalam bahasa Ibrani Hari Tuhan dipakai adalah Hayom YHWH. Pada Perjanjian Lama khususnya kitab para nabi-nabi arti hayom YHWH merupakan hari penghukuman; Allah bertindak menghakimi setiap orang atas segala sikap dan perbuatannya (termasuk segala ciptaan). Istilah Hayom YHWH adalah wewenang Allah sendiri bertindak dan berbuat untuk menghakimi. Dalam kitab para nabi istilah hayom YHWH selalu berkaitan dengan peringatan kepada kemerosotan moral atau ketidak taatan terhadap TUHAN. Kemorosan moral yang terjadi di tengah-tengah bangsa diingatkan oleh para nabi agar berbalik, ketidak pedulian atas peringatan itu diperkeras dengan peringatan akan adanya hari Tuhan. Dalam kitab para nabi, hari Tuhan cenderung dipahami sebagai hari penghukuman, Allah bertindak dan melaksanakan hukuman atas segala kejahatan dan kekejian. Tidak ada yang bisa menghindar dari hari Tuhan. Dalam pemberitaan dan peringatan demikian biasanya nabi-nabi menganjurkan pertobatan. Agar umat berbalik dari kejahatannya, dan memohon pengampunan di hadapan Tuhan. Kalau kesempatan pertobatan tidak diindahkan maka Allah akan menghukum. Selah waktu peringatan dan hari Tuhan adalah menjadi kayros untuk memperbaiki diri.

Demikian halnya dengan kitab Zepanya ini, menurut keterangan 1:1 nabi Zefanya hidup pada masa reformasi Raja Yosia. Dalam reformasi Yosia satusatunya keselamatan bagi umat Israel adalah berbalik dan menaati hukum Tuhan (Lih 2 Raj 22:1 - 23:1 dst dan Band 2 Taw 35:16-19 dan ). Itulah sebabnya menurut para ahli PL kitab Ulangan adalah produk dari hasil reformasi Yosia untuk membentuk umat Israel menjadi umat yang taat kepada Tuhan dan memelihara hukum-hukumNya. Namun dalam isi kitab Zepanya ini kesempatan memperbaiki diri ini hanya tinggal waktu yang sangat sedikit. Bagi Zepanya hari Tuhan segera datang, dan sudah dekat sekali (ay 15). Hal ini menekankan untuk bersegera berubah sehingga di hari Tuhan umat memberoleh anugerah bukan hukuman.

Beberapa hal penting dari kotbah Minggu ini dapat kita kembangkan beberapa hal, yaitu:

a. Berdiam Diri di Hadapan Tuhan (Hohom maradophon Jahowa)
Dalam merespon Hari Tuhan ini sebagai penghukuman, Zefanya berpesan agar umat “berdiam diri di hadapan Allah” (ay 7) Berdiam diri dapat kita artikan dua hal: 1) berdiam diri mengingat dan memikirkan perbuatan sendiri sebagai refleksi atas apa yang telah manusia katakan dan lakukan terhadap diri, sesama dan lingkungannya. Dengan mengnal diri sendiri dan tindakan-tindakan sendiri yang sungguh jauh dari kehendak Tuhan mendorong umat untuk bersujud dan menyesali diri dan memohon pengampunanNya. 2) Berdiam diri bisa juga sebagai bentuk refleksi apa yang akan Tuhan jatuhkan atas manusia. Hari Tuhan sudah dekat dan hukumannya akan segera datang. Jika Tuhan bertindak tak ada jalan keluar, kengerian dan ratap akan menimpa diri dan umat. Karena jika hari Tuhan datang tak seorangpun yang dapat mengindar dari hukumNya. Mengingat kengerian itu semua Zefanya mengajak umat untuk berdiam diri dihadapan Allah. Berdiam diri ini juga bisa dalam bentuk doa syafaat, berpuasa, reatreat untuk memperoleh pencerahan diri apa yang dapat dilakukan karena hari Tuhan sudah dekat (ay 14).
Mungkin seperti sapaan BE 388:1
“So ma jolo jala pikir lao tu dia langkami.
Otiknai ma ho tarlombang dibaen hatangkangonmi.
Mulak ma tu Tuhan Jesus, Sipalua tondimi.
Ndang titulak ho na dangol boan nasa dosami.”
Berdiam diri di hadapan Allah adalah kesempatan untuk masing-masing pribadi untuk melakukan perenungan pribadi dihadapan Allah. Perenungan ini akan memperoleh pencerahan budi menyadari kesalahan dan dosa di hadapan Allah dn bergegas membenahi diri karena hari Tuhan akan datang.

b. Tindakan Tuhan (Uhum ni Debata)
Hari Tuhan yang digambarkan oleh para nabi-nabi PL sangat berkaitan dengan penghukuman. Misalnya dari Amos 5:18-20, Amos menerangkan bahwa Hari itu berarti penghakiman bagi Israel. Begitu juga Yes 2:12 dab; Yeh 13:5; Yl 1:15; 2:1,11; Zef 1:7,14; Za 14:1. Hari TUHAN ialah saatnya Yahweh secara aktif bertindak menghukum dosa yg sudah mencapai puncaknya. Hukuman ini bisa saja datang melalui penyerbuan (Am 5 dan 6; Yes 13; Yeh 13:5), atau melalui bencana alam, seperti serangan belalang (Yl 1 dan 2). Semua campur tangan yg lebih kecil mencapai kemuncaknya pada kedatangan Tuhan sendiri secara nyata. Pada Hari itu orang yg bertobat dan percaya akan diselamatkan (Yl 2:28-32), tapi orang yg tetap memusuhi Tuhan, biar Yahudi ataupun bukan, akan dihukum. Hari itu mempunyai akibat-akibat alarm juga terhadap alam semesta (Yes 2).

- Khusus dalam kitab Zefanya ini Hari Tuhan digambarkan menggeledah dengan obor (mandiori dohot sulu) mencari sampai dapat. Ibarat mengeledeh seorang buronan demikian Tuhan akan mengeledah perbuatan setiap orang dan tidak ada satupu yang luput dan tersembunyi. Semua ditemukan dan tidak ada yang dapat bersembunyi di hadapannya.
- Istilah kedua, penghukuman Tuhan diibaratkan sebagai korban jarahan, seperti tawanan perang semua miliki dijarah/dirampas. Ini adalah bentuk kengerian dalam hidup, karena apa yang dia kumpulkan dengan kerja dan usahanya sendiri tanpa alasan harus dirampas dari dirinya sendiri. Dirinya sendiri seperti tawanan yang tak dapat berbuat apa-apa.
- Hari Tuhan yang digambarkan oleh Zefanya dalam kotbah ini juga diibaratkan semacam kutuk; bekerja namun tak menikmati dan tak membuahkan hasil . Padahal umumnya theologi yang dipahami adalah kebahagiaan adalah ketika kita menikmati hasil dari pada jerih payah sendiri (Band. Maz 128:2). Hukuman bukan hanya dalam bentuk kehancuran namun adalah pekerjaan sia-sia; berlelah bekerja namun apa yang dikerjakannya tidak berdampak pada dirinya sendiri. Seperti seorang membangun rumah, namun tidak memasuki dan menikmati rumah yang dibangunnya atau seperti seorang tukang kebun anggur yang menanam dan mengelola kebun anggurnya namun tak menikmati anggur dari ladang yang dikerjakannya. Hal ini digambarkan oleh Hagai: “Kamu menabur banyak,tetapi mebawa pulang hasil sedikit..... dan orang yang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang.” (1:6).

Ketiga bentuk hukuman yang digambarkan oleh Zefanya ini sangat penting untuk direfleksikan sebagai cermin. Memang kita percaya bahwa Tuhan tidak menuntut dan tidak membalaskan setimpal dengan apa yang kita perbuat. Dia panjang sabar dan penuh kasih setia. Namun jika kayros tidak dipergunakan untuk memperbaharui diri maka hukuman Tuhan itu akan menimpa. Hari Tuhan adalah pahit, kepahitrannya mendatangkan kesusahan bagi manusia. Pahlawan saja pun akan menangis! Kondisi ini mengajak kita untuk merenung, mungkin seperti Kotbah minggu lalu apakah bersiaga seperti perempuan-perempuan bodoh membawa pelita namun tak punya cadangan minyak. Orang yang berdiam diri dihadapan Tuhan sebagaimana dikehendaki oleh Zefanya adalah seperti perempuan yang bijaksana yang membawa pelita yang siap menyala dan menyediakan minyak agar pelitanya tak padam ketika hari Tuhan tiba.

c. Keadaan manusia di Hari Tuhan: sorak sorai atau ratapan (Managam di paruhuman: suraksurak manang anggukangguk)
Hanya dua konsekwensi di hari Tuhan: orang percaya di selamatkan namun yang tidak percaya akan dihukum. Seperti pada peristiwa ari bah manusia dimusnahkan dan Nuh mendapat kasih karunia. Bagi Zefanya hari Tuhan nampaknya adalah hukuman yang berdampak pada kesusahan, kengerian dan ratap tangis bagi manusia sebagaimana disebutkan pada ayat 15-18. Hal ini amat keras karena bagi Zefanya sudah menjelaskan bahwa; “Aku akan menyapu bersih segala-galanya dari atas muka bumi.” (1:2) Dalam menurut Zefanya tak seorang pun yang dapat selamat dari murka Tuhan.

Kritik Zepanya nampak juga bagi orang kaya, hal itu dihubungannya pada ayat 18: “mereka tidak dapat diselamatkan oleh perak atau emas pada hari kegemasan Tuhan.” Mengapa Zefanya mengangkat ini tentu menentang roh materialisme yang ada dan pengaruh mammonisme. Roha materialisme dan cinta mamonisme adalah akar kejahatan (Band 1 Tim 6:10) karena untuk mengejar kekayaan orang dapat melakukan kejahatan dan kekejian bagi Tuhan. Mungkin dalam realitas sosial sudah masuk pada penyanjung kekayaan, kekayaannya dapat menyelamatkan dirinya. Bagi penyanjung materialisme dan mamonisme Zefanya bersuara bahwa di hari Tuhan mereka tidak dapat diselamatkan oleh seluruh harta dan kekayaannya.

Tidak ada yang dapat melepaskan manusia dari hukum Tuhan oleh emas dan peraknya.

Ilustrasi: Orang baik yang Terhambat di Pintu Sorga (Sahalak na tarambat masuk tu surgo)
Konon ada orang baik dihalau malaikat di pintu sorga, menghalaunya tidak bisa masuk. Orang baik ini pun protes bahwa dia sudah memperoleh jaminan keselamatan sesuai imannya. Malaikat tetap menghalaunya tidak boleh, lalu ditanya apa alasannya kenapa saya tidak boleh masuk? Malaikat pun menunjukkan berlian yang melekat di jarinya. Malaikat mengingatkan bahwa tak ada yang dapat dibawa dari bumi ke Sorga.
Orang baik ini pun berbalik dan berlari dengan kesalnya wa...gara-gara berlian ini saya tak bisa masuk sorga, maka dia pun membuka berliannya dan melemparkannya jauh-jauh. Setelah itu dia menjumpai malaikat di pintu Sorga dan memberikan apologi saya sudah membuangnya. Malaikat pun berkeras menghalaunya tidak bisa, orang baik itu pun menanyakan lagi pada malaikat, kenapa tak boleh masuk, apalagi yang kurang? Jawab malaikat: di sorga tidak bisa membuang sampah sembarangan.... 

Penutup: 
Merosotnya moral di tengah-tengah masyarakat meruapakan suatu kritik yang tajam dari Zefanya. Sefanya sebagai seorang nabi ikut berperan dalam reformasi Yosia untuk melakukan pembaharuan bagi umat dengan mengembalikan peribadatan yang murni di hadapan Allah melalui pelaksanaan hukum dan kehendak Tuhan. Seruan pertobatan menurut Zefanya tidaklah cukup, tiulah sebabnya Zefanya mengangkat hari Tuhan segera datang untuk menekankan bahwa tidak ada lagi waktu untuk tidak memperbaiki diri karena hari penghukumannya teah hampir tiba. Ajakan Zefanya berdiam diri dalam bentuk refleksi pribadi untuk memperoleh pencerahan budi adalah kayros yang mesti digunakan agar di hari penghukumannya kita memperoleh kasih karunia.

MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...