Sabtu, 09 November 2024

MEMBERI DARI KEKURANGAN

 Kotbah Minggu XXIV Stlh Trinitatis

Minggu, 10 Nopember 2024

Ev. 1 Raja-raja 17: 7 - 16




*MEMBERI DARI KEKURANGAN*


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati. Kotbah minggu ini memberikan keyakinan kepada kita bahwa Tuhan itu memelihara hidup kita. Kekurangan tidak menjadi alasan untuk dapat berbagi, justru di dalam kekuarangan itulah kita dipakai Tuhan untuk menjadi berkat bagi orang lain sebagaimana contoh kisah janda di Sarfat. Memberi dari kekurangan: tidak ada alasan untuk tidak berbagi dan menolong orang lain sekalipun kita kekurangan. Kerelaan memberi dari kekurangan di situ ada berkat berkelimpahan. 


Elia adalah nabi besar dalam sejarah Israel. Dia hadir sebagai nabi melawan rezim Ahab dan isterinya Izebel yang sangat jahat. Kejahatannya menjadi peringatan bagi bangsa Israel agar tak ada lagi pemimpin demikian: membunuh para nabi, membuat patung baal dan mendatangkan mala petaka yang besar bagi Israel. Jika Salomo adalah Raja yang paling bijaksana maka Ahab sebaliknya raja hang paling terkenal kejahatannya bersama Izebel.

Perlawanan Nabi Elia terhadap Ahab/Izebel adalah bahwa Allah Israel itu adalah Allah yang hidup dan berkuasa sementara baal yang puja-puji Izebel adalah benda mati. Elia telah bernubuat bukti Tuhan Allah Israel adalah Allah yang hidup bahwa tidak akan datang hukan selama tiga tahun enam bulan (1 Raj 17, band Luk 4:25-26). Atas kelaliman Ahab, Elia hadir menyakinkan umat Allah bahwa Tuhan itu hidup dan berkuasa dengan berbagai mujizat yang dilakukannya. Puncak pembuktian Allah Israel itu adalah Allah hidup dan berkuasa dibuktikan pada peristiwa bukit Karmel (Baca 1 Raj 18:20dyb).


Kotbah Minggu ini satu dari sekian peristiwa besar yang dilakukan oleh Elia. Setelah sungai Kerit kering Allah menyuruh Elia untuk pergi ke Sarfat. Satu daerah yang kering karena dampak kekeringan. Berangkat dari daerah kering menujung ke daerah kering kerontang, daerah yang mengalami kelaparan dan kekeringan. Penduduknya hanya tinggal menunggu lonceng kematian. ALLAH memakai Elia untuk melanjutkan kehidupan Jandi di Sarfat dan penduduknya. Elia melakukan mujizat besar sehingga janda itu dapat melanjutkan kehidupannya melewati masa kelaparan dan kekeringan. Tuhan memelihara hidup hambaNya


*1. Tuhan itu adalah Allah yang hidup - memelihara hidup hambaNya:*


Sebelum perikop kotbah minggu ini, telah diceritakan bahwa untuk menyelamatkan diri dari pengejaran Izebel, Elia diperintahkan Tuhan oergi dan tinggal di sungai sungai Kerit. Selama menjalani musim kering Tuhan akan memelihat hidup hambaNya Elia melalui burung gagak. Burung yang paling rakus dapat dijadikan Tuhan menjadi penyedia makanan bagi hamba Tuhan (baca 1 Raj 17:1-6). 1 Raja-raja 17:6 (TB) Pada waktu pagi dan petang burung-burung gagak membawa roti dan daging kepadanya, dan ia minum dari sungai itu.


Peristiwa ini membuktikan bahwa Allah memelihara hidup hambaNya. Elia hamba Allah tidak akan mati kelaparan, saat tak ada manusia yang perduli Tuhan memakai burung gagak memperhatikan Elia. Elia bukan hanya bertahan hidup, namun dalam serba kekuarangan dipakai Tuhan berkelimpahan. Elia melakun mujizat di Sarfat dan menghidupi orsng disekitarnya. Elia 


*2. Memberi dari kekurangan - teladan iman dari Janda di Sarfat yang tulus dan taat.*


Ada saja cara Tuhan memelihara orang yang percaya kepadanya. Kisah seorang janda di Sarfat membuktikan iman akan menolong kita menemukan jalan kehidupan. Janda ini sudah kehabisan stok makanan, tinggal sekali masak lagi setelah itu dia dan anaknya akan mati.

Bagaimana mungkin bisa memberikan roti bagi orang lain sedangkan dirinya sendiri berkekuarangan? 


Logika egoisme manusia pasti berkata tidak mungkin mendahulukan orang lain. Seandainya janda itu posisi saya pasti tidak akan memberikannya karena inilah stok terakhir san setelah itu mati. Bagaimana kita bisa memberi sementara kta kekurangan? Seseornsg yang berkelebihan saja terkadang sulit memberi. Itulah penilaian umum yang terjadi di kalangan masyarakat - orang akan memberi dari kelebihannya. 


Kotbah minggu ini mengubah mindset berpikir justru agar kita hidup melewati pancaroba, jangan berpikir untuk menerima saja tetapi dalam.keadaan krisi setiap orang harus bersedia memberi. Apa jadinya janda itu jika egois, tidak mau memberi dsn menghabiskan stok terakhir dari rotinya? Besok tohndia akan mati karwna sudah habis stok. Namun saat mau berbagi dan rela memberi Allah memberkatinya prang lain tertolong dan dirinya terselamatkan. 


Disinilah Tuhan datang menolongnya dengan ujian. Memamg bisa saja kita sebut sebagain ujian. Elia meminta janda itu agar memberinya minum dan memberi sepotong roti. Janda itu terbuka mengatakan sejujurnya stok padanya tinggal stik akhir. Namun Elia berkata agar janda itu membuat roti itu dan leboh dahulu membuatnya untuk Elia : 1 Raja-raja 17:13 (TB) Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu."


Permintaan Elia ini hendak memberi pelajaran. Di dalam keadaan krisis sekalipun, kita tetap mengutamakan orang lain. Siapa tahu yang dilayani adalah hamba Tuhan atau suruhan Tuhan yang mengurapi dan memberkati 


Dalam keadaan demikian janda itu tak banyak tanya, dia melakukannya untuk Elia. Apa yang dapat kita lihat dari iman janda ini:

- dalam keadaan kritis sekalipun dia masih membuka pintu bagi orang lain.

- jujur atas apa yang ada padanya

- melakukan apa yang disampaikan nabi Elia: mendahulukan hamba Tuhan sekalipun stok makanan terakhir

Janda si Sarfat adalah contoh iman bahwa apa yang ada padaNya diberikan dengan tulus kepada hambaNya. Lihatlah dia tidak kekurangan justru mendapat pemeliharaan Tuhan.


*3. Mujizat di Sarfat: tepung tak habis dan minyak tak berkurang.*


Janda di Sarafat mungkin berpikir ini adalah hari terakhir baginya, setelah itu mati karena stok makanan telah habis. Pasrah menunggu lonceng kematian namun sebelum mati telah memberi dari kekurangan. Ini adalah yang diberikannoleh Janda di Sarfat. Tuhan berkehendak lain, justru Allah yang hidup, melakukan perbuatan besar dimana stok terakhir tidak pernah berakhir. 1 Raja-raja 17:16 (TB) Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia. 


Usai Elia makan roti stok terakhir itu, janda di Sarfat mendapat duka, anaknya sakit dan meninggal dunia. Elia turut berseding dan dia melakukan sesuatu. Elia menyembuhkan dan menghidupkannya kembali anaknya. Disini kita menerima suatu pelajaran bahwa Tuhan bukan hanya mengatasi kelaparan atau apa yang kita butuhkan dalam hidup namun Tuhan sendiri memberikan kehidupan janda di Sarfat . Yesus berkata, akalah kebenaran, jalan dan hidup (Yoh 14:6). Yesus sendiri telah memberikan nyawaNya agar kita beroleh hidup yang kekal.

Dalam keadaan krisis sekalipun kotbah ini menginspirasi bahwa Tuhan menyediakan kebutuhan hidup dan kehidupan itu sendiri.


Sahabat yang baik hati! Tuhan itu adalah Allah yang hidup, demikianlah Tuhan memelihara hidup kita di jaman kini. Dia tetap hadir dan akan selalu hadir memelihara hidup kita. Tuhan memberikan jaminan atas krisis yang kita alami, memberikan kesembuhan dan memberikan kehidupan yang kekal bagi kita. Percayalah kepada Tuhan Allah kita yang hidup. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DIUTUS UNTUK MEMBERITAKAN FIRMAN

 Kotbah Minggu I Setelah Ephipanias Minggu, 12 Januari 2025 Ev. Kisah Rasul 8:14-25 DIUTUS UNTUK MEMBERITAKAN FIRMAN Selamat Hari Minggu! Sa...