Kamis, 30 Maret 2023

MELAKUKAN KEADILAN DAN KEBENARAN

 JAMITA MINGGU JUDIKA, 26 MARET 2023

Turpuk: Yehezkiel 45:9-17


MELAKUKAN KEADILAN DAN KEBENARAN


"... jauhkanlah kekerasan dan aniaya, tetapi lakukanlah keadilan dan kebenaran; hentikanlah kekerasanmu..."


Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah pada Minggu Judika ini merupakan seruan keras dari nabi Yehezkiel agar umat Allah hidup dalam damai sejahtera Allah. Karena itu ada tiga hal yang harus dilakukan oleh umat Allah: 1. menghentikan segala tindak kekerasan dan aniaya, 2. setiap orang harus hidup dalam keadilan dan kebenaran dan 3. raja harus bertanggung jawab atas keselamatan umatNya. Allah hadir untuk melepaskan orang dari penindasan. Dan inilah tugas orang percaya agar setiap orang merasakan kehadiran ALLAH dalam kehidupan sehari-hari. Pembebasan Israel dari perbudakan Mesir merupakan sikap dan tindakan Allah melawan penindasan dan perbudakan. Allah bertindak dan membebaskan umatNya. Allah tidak membiarkan umatNya hidup di dalam penindasan dan penganiayaan oleh kekuasaan. Kekuasaan harus tunduk kepada kedaulatan Allah. Bukan sebaliknya orang yang berkuasa mengatasnamakan Tuhan melakukan kwkerasa, penganiayaan dan berbagai ketidak adilan.


Apa yang disapa oleh kotbah minggu ini pada kita sekarang ini? Tentu orang percaya harus merenungkan kembali apa tugas panggilannya ditengah-tengah gereja dan masyarakat. Umat Kristiani mernejemahkan tugas dan panggilannya ditengah-tengah kehidupan bernegara dan bermasyarakat yakni memghentikan segala tindak kekerasan, membebaskan manusia dari penindasan dan menegakkan keadilan dan kebenaran. Masyarakat membutuhkan rasa aman dan bebas dari kekerasan, perlakuan adil tanpa diskriminasi itu adalah hak asasi.manusia yang dituangkan dalam Piagam DUHAM, Deklarasi Universal Hak-hak Asazi Manusia. Setiap memiliki hak untuk bebas dari penidasan, penjajahan dan eksploitasi orang lain. Eksplotasi hak orang lain merupakan penjajahan yang menindas.


Baiklah kita bahas ketiga topik dibawah ini sebagai pengembamgan dari nas kotbah minggu ini.. 


1. Hentjkan segala kekerasan dan penganiayaan - to overcome violence

Dewan gereja sedunia (World Counciel of The Churches) menetapkan dekade pertama abad 21 adalah "Decade to Overcome Violence" (DOV 2001-2011). Suatu ajakan gereja-gereja sedunia untuk mengkampanyekan hidup damai, tanpa kekerasan. Forum-forum gereja, pertemuan, sinode dan persekutuan orang percaya membicarakan agar terdepan melakukan contoh hidupnya yang anti kekerasan. Bahkan negara-negara di dunia didorong untuk menekan angka kekerasan termasuk kekerasan di dalam rumah tangga, termasuk di Indonesia ikut terlibat didalamnya dengan menetapkan Undang-undang KDRT. Semuanya itu bertujuan agar korban kekerasan berkurang baik oleh perang, premanisme hingga kekerasan dalam rumah tangga yang sarat terjadi yang tidak tereksposes. 


Kekerasan adalah tindakan mengancam dan menghilangkan hak hidup orang lain dengan cara paksa atau dengan kekuasaan yang ada padanya. Jadi korban bisa tidak berdaya karena pelaku kekerasan adalah orang-orang yang berkuasa. Asumsi ini sangat kuat bahwa pelaku kekerasan didaulat pada orangbyang memiliki kekuasaan. Namun munculnya tindakan terorisme menunjukkan kekerasan bukan saja dilakukan oleh orang yang berkuasa, tetapi kekerasan dapat dilakukan oleh setiap orang, komunitas kecil yang dianggap lemah namun dapat memakan korban jiwa yang tidak terhitung jumlahnya. Saat gereja-gereja mengkampanyekan DOC dekade pertama abad 21 marak terjadinya tindakan teroris di seluruh dunia termasuk Indonesia yang memakan korban jiwa yang begitu banyak. Apakah DOV gagal? Tidak ada yang gagal, sebagaimana Yesus ajarkan saat benih gandum yang baik ditabur, ilalang juga akan tumbuh. Namun oetani tidak akan pernah berhenti menabur sekalipun akan ada ilalang yang akan tumbuh.


Gereja dan orang percaya harus melawan tindakan kekerasan dan mengeleimanisasi tindak kekerasan dari diri sendiri karena Allah di dalam Yesus Kristus telah menghadirkan damai sejahtera. Orang percaya adalah anak-anak Allah yang hidup di dalam damai dan pembawa damai (Mat 5:9). 


Seruan anti kekerasan ini kembali disuarakan oleh Yehezkiel. minggu ini, agar kita menjadi pembawa damai (peace maker) dalam kehidupan kita maaing-masing. Setiap orang berhak mendapatkan hak hidup mereka yang bebas dari ancaman, rasa takut dan kebencian dari orang lain. Hidup tanpa ancan, intimidasi dan kekerasan adalah hak hidup setiap.orang, karena Allah sendiri telah menghadirkan damai sejahtera bagi orang yang berkenan kepadaNya. 


Jika masih ada orang yang oleh kekuasaan yang dimiliki berhak mengancam dan mengintimidasi orang laun, mereka adalah pelaku kejahatan dan jahat dimata Tuhan. 


2. Hidup dalam keadilan dan kebenaran


Keadilan; keadilan berkaitan dengan hak orang. Hidup adil berarti diperlakukan sama dan memiliki hak-haknya dalam hidupnya. Maka dalam menghasilkal nkesdilan ini, orang percaya didorong untuk bersikap fair, jujur dan benar tanpa melanggar hak-hak orang lain. Hidup yang adil adalah dimana setiap orang memiliki hak-haknya. Tugas orang percaya dalam berkaitan dengan keadilan berarti harus mendorong setiap hukum yang yang equel (sejajar), persamaan hak dan bebas dari penindasan dan tekanan. Hidup adil harus bebas dari diskriminasi.


Sedangkan kebenaran berarti hidup didalam hukum yang berlaku. Hukum adalah kesepakatan bersama di dalam untuk mengatur kehidupan ini agar tidak mengganggu kehiduoan yang lain. Kebenaran sesungguhnya buah dari kehidupan orang yang tidak mengganggu lehiduoan orang laun. 


Allah setelah membebaskan umatNya dari pendindasan dan tidak kekerasan Firaun di Mesir, maka sebelum melanjutkan perjalanan di padan gurun menuju negeri perjanjian, Tuhan memberikan hukum berupa perintah. Pemberian perintah Allah ini supaya mereka dituntun untuk hidup benar dihadapan Allah dan benar terhadap sesama. Dengan pemberian hukum, Allah menyatakan kehendakNya dan setiap orang menyadari bahwa melanggar perintah adalah pelanggaran atas kehendak Allah.


Berjalan dalam koridor hukum adalah indikator hidup dalam kebenaran. Namun ada saja orang yang tidak melanggar hukum.namun berbuat yang tidak benar, itulah yang disebut perbuatan amoral atau asusila. Diluar hukum tetulis masih ada yang tuntuan hiduo benar yang ditanamkan didalam nurani setiap.orang untuk mengetahui yang baik dan buruk, yang benar dan salah. Jadi selain hukum hal paling mendasar menuntun orang dalam.kebenaran adalah hati nurani yang menuntun orang hidup bermoral. 


Menjadi orang percaya yang telah menerima keadilan dan kebenaran dari Allah di dalam Yesus Kristus Maka kita adalah orang yang harus melakukab keadilan dan kebenaran hidup ini, baik di dalam lingkungan keluarga, komunitas dan lingkungan kerja kita. Di minggu judika ini kita diingatkan: menuntut keadilan hak setiap warga dan itu dikehendaki oleh Allah, namun menghasilkan hidup yang adil adalah kewajiban kita dan itu adlaah perintah Allah. Meminta orang agar berlaku benar, jujur, fair dan tidak curang adalah hak kita, namun melakukan contoh hidup yang benar adalah tuntutan hidup orang percaya yang sejati. Kita harus menghasilkan hidup yang adil dan benar demi menghasilkan moralitas yang baik di tengah-tengah masyarakat.


3. Tugas pemimpin: menjamin keselamatan warga


Ada tiga jabatan yang diberikan oleh Tuhan kepada umatNya Israel, yaitu imam, raja dan nabi. Ketiganya itu melalui tugas dan fungsinya masing-masing untuk melayani dan menyejahterakan masyarakat. 


Pada kotbah minggu ini, nabi Yehezkiel mengingatkan bahwa raja adalah pelindung masyarakat. Raja harus menjamin hak warganya, bukan untuk menggusur hak miliknya, mengendalikan pasar dan akrifitas masyarakat agar hidup dalam keadilan. Dalam penetapan raja menurut 1 Samuel 8, memang benar ada hak-hak raja yang diwajibkan kepada rakyat, namun hal yang sama raja harus bertanggung jawab untuk melindungi dan mensejahterakan umat Allah. Raja ditetapkan untuk melindungi hak setiap warga, memberikan rasa aman serta tidak boleh membiarkan penipuan dan berbagai ketidak adilan dan ketidak benaran. 


Ada dua contoh transaksi yamg diaoroti oleh Yehezkiel, bagaimana mungkin seorang pedagang membuat timbangan palsu? Ini adalah tindakan yang menipu, dan mengeksploitasi orang lain. Jangan dibiarkan transaksi dipasar tanpa kontrol. Bagaimana ruginya petani saat mereka panen saudagar membanting harga-harga hasil pertanian dan pwternakan mereka? Raja harus hadir untuk memberikan keadilan bagi qarganya.


Siapapun kita, tidak boleh membiarkan ketidak adilan disekitar kita. Setiap orang dalam tugas dan tanggungjawabnya masing-masing harua menghadirkan keadilan bagi setiap orang. Seperti nama Judika berarti berikanlah keadilan padaku, jangan hanya menuntut keadilan tetapi jadilah orang yang pertama-tama berlaku adil dalam kehidupan sehari-hari. 


Tuhan member


kati!


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Sabtu, 18 Maret 2023

SUKACITA BERJUMPA DENGAN YESUS

KOTBAH MINGGU LETARE: 19 MARET 2023
Nas: Yohanes 9:35-41

SUKACITA BERJUMPA DENGAN JESUS

Selamat Hari Minggu, sahabat yang baik hati, kotbah minggu ini memperlihatkan kepada kita siapa yang sesungguhnya buta? Farisi dan orang buta. Farisi merasa benar akhirnya tidak berjumpa dengan Yesus. Orang buta: dulu aku buta sekarang aku bisa melihat. Dia bersukacita karena tah berjumpa dengan Tuhan Yesus

Dua sisi yang berbeda ini menjadi renungan yang berharga. Di satu sisi orang farisi yang merasa benar, tahu dan ahli terhadap Taurat, mengaku mengenal kehendak Tuhan tetapi sesungguhnya mereka tidak melihat dan tidak menyadari dirinya sudah di dalam kesalahan. Doktrin-doktrin yang dijunjung tinggi membuat mereka buta, menyalahkan orang lain dan tak melihat yang benar. Sebaliknya orang yang buta sejak lahir, dinilai berdosa karena kutukan Tuhan, saat Yesus data disembuhkan. Matanya yang dulu buta namun karena Yesus, dia akhirnya bisa melihat.  

Karena itu kotbah Minggu ini sangat baik untuk kita renungkan bersama dan membuat refleksi yang mendalam dari kita masing-masing. 

*01. Apa yang membuat kita gagal mengenali Kristus.*
Orang Farisi dikenal sebagai orang yang paling taat dalam peraturan agama mereka sungguh fanatik dan merasa sudah benar dengan apa yang mereka anut. Diluar dari pada itu dianggap penyimpangan dari kebenaran. Jangan-jangan kelebihan yang ada pada kita membuat kita gagal, sebeliknya kelemahan dan ketidak berdayaan pria buta menjadi faktor utama berjumpa dan mengenal Kristus.

Kelebihan Farisi, hal ini lah yang membuat mereka menganggap diri selalu benar, paham tentang hukum Taurat dan pengajaran para nabi dan jatuh pada kesombongan rohani. Kefanatikan mereka dengan paham yang dianggap benar pada akhirnya membuat mereka buta benaran. Sikap Mereka yang mengucilkan pria buta yang disembuhkan tidak menerima keberadaan orang lain. Akhirnya mereka akan mengharamkan yang lain, atau istilah sekarang "mengkafirkan" yang lain. 

Orang Farisi beranggapan bahwa mereka orang yang buta sejak lahir adalah kutukan Tuhan, maka tak seorang pun yang akan mengubah kehidupannnya. Yohanes 9:34a (TB)  Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" 
Tetapi Yesus hadir dan memberikan kesembuhan. Orang buta itu memberitahukan dulu dia buta namun kini melihat karena Yesus yang melakukannya. Farisi tidak berterima dan akhirnya anak itu harus dikucilkan. Inilah dampak dari radikalisme yang sempit. 

Seperti Farisi tersebut kita sering kali merasa yakin dengan keyakinan dan pengetahuan kita tentang Kristus. Namun, seperti pria buta dalam teks ini, kita mungkin tidak sepenuhnya mengenali Kristus dan kehendak-Nya. Kita harus selalu meminta bimbingan dan pengetahuan dari Roh Kudus untuk memperdalam pengenalan kita tentang Kristus.

Kepenuhan kasih dan kuasa Kristus. Seperti pria buta dalam teks ini, kita semua adalah orang-orang yang perlu disembuhkan oleh Kristus. Kristus datang ke dunia ini untuk membawa penghakiman dan menyembuhkan orang-orang yang terasing dan sakit. Kristus memiliki kekuatan dan kuasa untuk mengubah hidup kita dan membuat kita lebih dekat dengan Allah.

Hidup sebagai orang buta atau orang yang melihat. Seperti yang dikatakan Yesus dalam ayat 39, orang-orang yang tidak melihat akan melihat dan orang-orang yang merasa melihat sebenarnya menjadi buta. Dalam hidup kita, kita harus memilih apakah kita ingin melihat kebenaran dan mengikuti Kristus, atau tetap buta dan berjalan dalam kegelapan. Kita harus selalu meminta bimbingan dari Roh Kudus agar dapat melihat kebenaran dan hidup sesuai dengan kehendak Allah.

*02. Konsekwensi orang percaya.*

Yohanes 9:34b: "Lalu mereka mengusir dia ke luar."

Perlu juga mendalami apa yang dilakukan oleh orang yang disembuhkan itu? Dia tidak diterima di oleh Farisi, dia tidak menyesali dirinya disembuhkan oleh Yesus, tetapi bersyukur dan bersujud. Dia sujud dan datang kepada Yesus. Tidak semua orang menerima keberadaan orang yang menerima Kristus dalam hidupnya. Namun jangan menyesalinya tetapi bersyukurlah. Apa gunanya kita memiliki dunia dan diterima dan berkenan dihati banyak orang namun kita tidak berkenan dihati Tuhan. 
Matius 5:11 (TB)  Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat.

Sejalan dengan itu Yesus juga sudah mengingatkan murid-muridNya dalam Matius 8:20 (TB)  Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."

Kisah-kisahnkehidupannorang yang menerima Yesus apalagi dalam masa-masa penginjilan, sering tidak diterima bahkan harus dikeluarga dari keanggotaan keluarga, komunitas dan masyarakat. Itu semua harus ditanggung dan dijalani dan tidak pernah menyesali dirinya mengenal dan menerima Yesus. 

Seperti pria buta dalam teks ini, sekalipun dia dikucilkan, dia bersyukur dan bersujud.  Kita harus bersedia untuk percaya kepada Kristus dan sujud menyembah-Nya. Kita tidak boleh meragukan kekuatan dan kasih Kristus dalam hidup kita. Kita harus menyerahkan hidup kita kepada-Nya dan mempercayakan semua kebutuhan kita kepada-Nya. Apapun konsekwensinya g akan diterima, jalani saja masa depan kita ada ditangan pada Tuhan.

*3. Punya mata melihatlah!*

Yohanes 9:41 (TB)  Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu."

Ayat ini adalah akhir percakapan antara Yesus dan orang-orang Farisi setelah Yesus menyembuhkan seorang pria buta. Dalam percakapan tersebut, Yesus mengatakan bahwa Dia datang ke dunia untuk memberikan penglihatan kepada orang-orang yang buta secara rohani. Namun, orang-orang Farisi merasa bahwa mereka sudah memiliki pengetahuan dan pengertian yang cukup tentang ajaran Allah dan Kristus, sehingga mereka menolak ajaran Yesus.

Dalam faktanya memang ada orang yang punya mata namun tidak melihat, punya hati namun tidak merasa, punya otak namun tidak berpikir atau punya segala kemewahan namun tidak peduli tetapi tetap serakah.

Hal seperti inilah yang disasar oleh Yesus. Yesus hadir untuk mengubah perilaku. Jika sudah punya mata mestinya melihat dan hasil penglihatannya dianalisis oleh pikiran dan dirasakan oleh hati dan akhirnya ada action atau tindakan untuk melakukan sesuatu yang baik dan berguna bagi orang lain.

Inilah kelebihan orang percaya tidak harus diperintahkan atau ada peraturan keagamaan untuk melakukan ini dan itu, tetapi kita telah diperlengkapi oleh Tuhan secara sempurna, hendaklah kita persembahkan yang terbaik untuk kebaikan dan kemuliaan Tuhan. 

Dalam ayat 41 ini benar-benar menyadarkan kita atas ketidak sediaan kita untuk melakukan pengabdian dan pelayanan atas apa yang ada pada kita. Yesus mengatakan bahwa jika orang-orang Farisi memang benar-benar buta secara rohani, mereka tidak akan bertanggung jawab atas ketidakpercayaan mereka terhadap Kristus. Namun, karena mereka mengklaim memiliki pengertian dan pengetahuan yang cukup, mereka berdosa karena menolak Kristus.

Kotbah ini memberikan pengajaran penting bagi kita semua. Kita harus mengakui bahwa kita semua buta secara rohani dan membutuhkan pertolongan Kristus dalam hidup kita. Kita juga harus berhati-hati agar tidak membanggakan diri kita sendiri, tetapi selalu mencari bimbingan dan pertolongan dari Kristus agar kita tidak jatuh ke dalam dosa dan berdosa.

Sahabat yang baik hati, kiranya mata hati kita disembuhkan dan dibukakan oleh Yesus untuk melakukan katya-karya terbaik dalam hidup kita. Seperti pengakuan seorang buta: dulu aku buta namun kini melihat.

Kalimat inilah juga menjadi penggalan syair dari lagu yang sangat indah dari karya Fanny B Crosby: "Amazing Grace"

Amazing grace how sweet the sound
That saved a wretch like me
I once was lost, but now I'm found
Was blind but now I see

Was blind but now I see
Dulu aku buta, sekarang aku melihat!

Tuhan memberkati kita semua.

Salam:
Pdt Nekson M Simanjuntak 

Minggu, 12 Maret 2023

MENYEMBAH ALLAG DENGAN SEGENAP HATI


 KOTBAH MINGGU OKULI, 12 MARET 2023

Nas: Mazmur 95:1-11


MENYEMBAH ALLAH DENGAN SEPENUH HATI


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, sebagai orang Kristen, hal yan tidak boleh terlupakan dalam hidup ini adalah inadah. Di dalam ibadah kota bersembah sujud menyembah Allah yang berkenan hadir dalam persekutuan kita.  Itulah sebabnya sebahagian orang Kristen menjadikan ibadah selalu khusuk untuk menghayati kehadiran Allah dalam ibadah. Namun dalam kotbah Minggu ini kita diajak berbiadah menyembah Allah dengan sepenuh hati, dengan gembira dan bersukacita. 


Jika kita baca secara lengkap Mazmur 95:1-11 ini, pemazmur mengajak umat untuk meluruskan pemahaman kita tentang bagaimana kita menyembah Tuhan. Kita diajak untuk menyembah Allah dengan sepenuh hati, memuji Tuhan dengan bergembira dan bersyukur atas segala kasih dan perbuatanNya. Hal inilah yang harus dihayati dalam setiap ibadah, kita menyadari kehadiran Allah, karena itu kita bersyukur. Kita menyadari kehadiran Allah karena itu kita harus mempersiapkan diri sebelumnya karena yang Maha Kudus berkenan hadir. Kita menyadari kehadiran Allah untuk mempersiapkan diri menerima berkat dari Tuhan.


Sekarang baiklah kira mempelajari lebih dalam.kotbah minggu ini. Setidaknya ada tiga hal yang perlu kita ambil.pesan yang sangat berharha, yaitu:


1. Memuji Tuhan dengan sukacita dan sora-ksorai (ayat 1-5)


Mazmur 95:1-2 (TB)  Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita. 

Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur. 


Ayat ini dan beberapa ayat lainnya dalam Mazmur membuat beberapa gereja memahami bahwa beribadah harus bergembira, bersemangat dan menyorakkan Allah. Namun seperri yang saya sampaikan ada juga orang yang menghayati kehadiran Allah dengan khusuk. 


Ajakan memuji Tuhan disini dalam suasana kegembiraan. Bergembira dan bersorak sorai tentu dengan alasan. Allah berkenan hadir dan Dialah gunung batu dan keselamatan umatNya.


Ajakan memuji Tuhan itu, disebutkan bahwa Allah itu Raja diatas segala raja dan Dia memilikikuasa, kemuliaan dan kehormatan. 


Kita harus selalu mengingat bahwa Tuhan adalah sumber kebahagiaan kita. Kita harus selalu mengucapkan syukur dan memuji-Nya atas semua berkat yang Dia berikan kepada kita, termasuk hidup, kesehatan, keluarga, dan karunia lainnya. Mari kita mengalami kegirangan dalam memuji-Nya dan mengakui bahwa Dia adalah Allah yang besar dan kuasa.


Bagaimana kita memuji Tuhan dengan sukacita dan kegirangan? Setidaknya tiga hal ini dapat kita lakukan: 


a. Bersyukur pada setiap saat: kita dapat memulai dengan bersyukur pada setiap saat, baik dalam situasi yang menyenangkan maupun sulit. Kita bisa.menikmati udara segar dannhari yang kita jalani sesungguhnya adalh berkat yang luar biasa. Apa yang ada pada kita sekarang ini - existing sepenuhnya adalah kehendakNya. Dengan menyadari dan mengakui bahwa setiap berkat dan rahmat yang kita terima berasal dari Tuhan, maka kita akan senantiasa memiliki rasa syukur yang dalam dan mengalami kebahagiaan dalam hati.


Bersyukur bukan hanya saat kita memperoleh sukacita dan bahagia. Kita bisa menikmati terbitnya mata hari ini semata-mata karena berkatnya. 


b. Memuji Tuhan dengan Tindakan:  kita juga dapat memuji Tuhan dengan tindakan. Tindakan yang baik, seperti membantu sesama, memberikan sumbangan atau mengunjungi orang sakit, dapat menjadi cara untuk mempersembahkan pujian dan syukur kita kepada Tuhan.


Bersyukur bukan hanya dengan kata-kata, namun bersyukur melalui tindakan nyata, kehadiran yang bermakna dan berdampak pada orang lain. Hal inilah yang selalunkita sadari, bahwa bila.kehadiran.kita telah berdampak baginoramg lain apalagi ti dakan yang sangat berguna dan membangun orang lain merupakan panggilan kita sebagainornagbyang bersyukur. 


c. Mengalami sukacita dalam ibadah bersama:  Ibadah bersama di gereja dapat menjadi kesempatan bagi kita untuk memuji Tuhan dengan sukacita bersama-sama. Dalam ibadah, kita dapat bernyanyi, bersyukur dan merenungkan firman Tuhan bersama-sama, serta mempersembahkan pujian dan syukur kita kepada Tuhan.


Selain di gereja ibadah yang kita ikuti dalam persekutuan baik dalam minggu, kebaktian persekutuan dan ibadah keluarga merupakan cara yang nyata memuji dan menyembah Allah.  


2. Menyembah Allah: ajakan bertobat dan tunduk kepada Tuhan (ayat 6-7)


Mazmur 95:6-7 (TB)  Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita. 

Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya! 


Disini kita diajak untuk sujud dan berlutut. Berlutut di hadapan Allah merupakan yngkapan yang mengajak kita menyadsri keberdosaannkita dihadapan Tuhan. Kita adalah manusia berdosa yang tidak layak.mengjadap hadiratNya. Kesediaan berlutut merupakan ajakan memperbaiki diri. Sebelum sujud dihadapanNha tentu kita telah sedia meninggalkan kebiasaan lama kepada kehendak Allah. 


Bukankah kita sering hidup dalam kepurapuraan? Kita ikut dalam rombongan nyanyian, dalam kumpulan kristen namun tidak sesungguhnya ikut ambil bagian dalam ibadah yang dari segenap hati. Terkadang kita lupa bahwa Tuhan adalah Allah yang mahasuci dan sempurna, dan kita manusia berdosa yang sering melakukan kesalahan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk selalu merenungkan dosa-dosa kita dan meminta pengampunan-Nya. 


Ada beberapa catatan yang menurut saya perlu kita periksa, yaitu hal-hal yang mehambat orang untuk berbertobat dan memperbaiki kehidupannya, yakni:


a. Kebanggaan atas diri sendiri, akhirnya lupa bahwa dirinya manusia yang berdosa. Tidak mau mengakui kesalahan, akhirnya terus mencarui untuk membenarkan diri dan merasa tidak bersalah. Dalam upaya mencari pembenaran diri biasanya menceritakan kebaikannya dan menuduh orang lain kambing hitam atas kesalahannya. 

b. Kesombongan. Ingat kejatuhan manusia dalam dosa adalah karena kesombongan. Ular memanfaatkan issu menjadi sama seperti Allah membuat Hawa dan adam tergoda dan jatuh.

c. Kehilangan harapan, ada orang yang mengakui kesalahannya dan sadar betul akan letak permasalahan yang dihadapi. Namun tidak mau mengubahnya, karena peluang untuk memperbaiki diri seolah jauh dan tak terjangkau. 


Kotbah minggu ini, mengajak kita untuk menyembah Allah meruapakan ajakan untuk pertobatan dan memperbaiki diri kita. Mari datang dihadapan Allah yang Maha Kudus dengan memperbaiki kehidupan kita seturut dengan kehendakNya. Segera bergegas meninggalkan kebiasaan buruk kepada kebiasaan baru yang lebih dikehendaki TUhan. 


3. Pelajaran penting dari Bangsa Israel yang tidak setia di Padang Gurun (ayat 8-11)

Janganlah kita seperti bangsa Israel yang tidak setia pada Tuhan dan memberontak melawan-Nya. Mereka membangkitkan kemarahan-Nya di padang gurun dan menguji-Nya di tempat yang tandus. Mereka mengeluh dan meragukan kekuasaan-Nya, bahkan setelah melihat mujizat-mujizat besar yang Dia lakukan di antara mereka.

Dua kesalahan fatal dari bangsa Israel selama 40 tahun di padang gurun adalah: ketidak percayaan dan ketidak taatan. Mereka tidak percaya, apalagi dalam menjalani kesulitan dan tantangan mereka ragu akan kemahakuasaan Tuhan,. Padahal mereka sendiri telah menyaksikan besarnya kuasa Tuhan yang mendatangkan 10 tulah di Mesir, membelah laut merah dan menerjang serta menenggelamkan Firaun dan pasukannya. Namun saat mereka menghadapi masalah mereka meragukan Tuhan. Apalahi yang dipermasalahkan adalah hal-hal yang sederhana, yang kurang air, tidak makan daging dll. 


Kesalahan penting kedua dari pelajaran Israel di padang gurun adalah ketidak taatan. Bangsa Israel diberi hukum Taurat atauy Perintah Tuhan, namun mereka tidak taat. Akhirnya dalam perjalannya mereka sering mendapat peringatan keras dari Tuhan. Lihatlah  misalnya peristiwa ular tembaga, pada akhirnya banyak orang mati digigit ular berbisa. Syukurlah Tuhan menyediakan ruang bagi yang mau menyesalinya denggan membuat ular tembaga, barang siapa melihatnya dia beroleh kesembuhan. 


Kita harus belajar dari kesalahan bangsa Israel dan memegang teguh iman kita pada Tuhan. Kita tidak boleh meragukan kekuasaan dan kasih-Nya, meskipun kita menghadapi cobaan atau kesulitan dalam hidup. Mari kita tetap setia pada Tuhan dan memercayakan segala hal pada-Nya, karena Dia adalah Allah yang baik dan penuh kuasa.


Tuhan memberkati kita semua, mari puji Tuhan dengan sepenuh hati, memuji Tuhan melalui perkataan dan perbuatan. Mari menyembah Dia dengan sujud dan tunduk dihadapanNya. Amin


Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak

Minggu, 05 Maret 2023

DIBENARKAN OLEH IMAN


 Kotbah Minggu Reminisce, 5 Maret 2023

Nas: Roma 4:1-5;13-17


DIBENARKAN OLEH IMAN


Selamat Hari Minggu! Sahabat yang baik hati, beriman adalah suatu kepastian dan bukti yang tidak kita lihat. Hal ini sangat jelas di Ibrani 11:1 (TB)  "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." 


Allah telah menyelamatkan kita melalui  pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Keselamatan adalah anugerah Allah, bukan karena perbuatan atau kemampuan manusia melakukan Taurat. Kita diselamatkan bukan karena kita anak-anak Abraham secara garis keturunan, tetapi karena iman percaya.  Keselamatan adalah pemberian cuma-cuma bukan karena usaha. Keselamatan bukanlah upa budi baik kita dari Allah. Setiap orang percaya akan menjadi pewaris kehidupan yang kekal. 


Ajaran tentang iman ini diijelaskan oleh Paulus berdasarkan pengalaman hidup Abraham. Abraham dipanggil oleh Allah dan dan ditetapkan menjadi Bapak orang percaya. Penetapan itu bukan karena perbuatannya tetapi imannya yang percaya pada janji Allah. Dpercaya pada Allah, saat Abraham diperintahan pergi, Abraham pergi. Abraham taat kepada Tuhan dan satu persatu janji Tuhan diterimaNya.  Abraham mendapatkan janji dari Tuhan bukan dalam usia muda, isterinya Sarai juga sudah tua. Dari segi pikiran logis rahim Sarai telah tertutup untuk melahirkan. Makanya Sarai tertawa akan janji itu. Namun lihatlah Abraham memperoleh anak perjanjian yakni Ishak. 


Iman Abraham diuji, Allah meminta Abraham untuk mempersembahkan Ishak dan Abraham pun melakukannya dengan tulus. Abraham lulus ujian, Allah mempersiapkan apa yang dikurbankan Abraham bagi Tuhan. Iman Abraham diperhitungkan Allah.  


Mengapa Rasul Paulus menjelaskan ajaran mengenai iman Abraham ini sebagai dasar keselamatan? Rupanya ada sekelompok orang Kristen Yahudi memahami bahwa keselamatan dengan syarat  melakukan hukum Taurat. Tidak heran mereka selalu menekankan bahwa orang-orang non Yahudi yang masuk menjadi Kristen harus disunat dan wajib melakukan hukum Taurat. 


Perdebatan persyaratan hukum Taurat ini dalam keselamatan telah menjadi permasalahan di kalangan jemaat. Maka untuk mengatasinya Paulus menjelaskan pengajaran tentang keselamatan hanya oleh iman. Hukum Taurat tidak menyelamatkan malah menuntun kita kepada anugerah. Melalui hukum Taurat kita menyadari bahwa kita adalah manusia berdosa. Allah didalam Yesus Kristus telah menyelamatkan kita dari dosa. Jadi kita selamat bukan karena pekerjaan Hukum Taurat tetapi karena anugerah Allah di dalam Yesus Kristus. Efesus 2:8 (TB)  Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, 


1. Keselamatan adalah anugerah bukan upah. 

Keselamatan adalah anugerah Allah yang kita terima dengan iman. Keselamatan itu bukanlah upa budi baik yang dilakukan manusia kepada Tuhan. Manusia seharusnya menerima hukuman atas dosa dan pelanggaran, namun karena janjiNya Allah mengasihi manusia dan menyelamatkan kita dengam caraNya sendiri. 


Maka iman adalah dasar dalam keselamatan. Iman adalah dasar kita mempercayai janji.  Pengajaran tentang dasar iman ini didasarkan pada Abraham. Abraham hidup 430 tahun sebelum adanya hukum Taurat. Abraham menerima dan mewarisi janji karena ia percaya kepada Allah. Abraham percaya kepada Janji Allah, pada pihak Allah, Allah berkuasa melaksanakan apa yang dijanjikanNya. Allah itu setia dan memenuhi janjiNya sehingga Abraham menjadi Bapa orang percaya. 


Demikianlah dengan ajaran keselamatan. Keselamatan adalah anugerah Allah di dalam Yesus Kristus, pemenuhan janji keselamatan itu akan ada.  


Adalah suatu kekeliruan jika ada menambahkan hukum Taurat sebagai syarat keselamatan. Roma 4:13 (TB)  Sebab bukan karena hukum Taurat telah diberikan janji kepada Abraham dan keturunannya, bahwa ia akan memiliki dunia, tetapi karena kebenaran, berdasarkan iman.


2. Bukan karena keturunan Abraham secara genetik tetapi warisan iman percaya

Janji Allah bukan hanya kepada Abraham tetapi berlaku juga kepada keturunannya. Sekalipun yang mengadakan perjanjian adalah Allah dan Abraham namun janji itu berlaku kepada keturunan Abraham.


Anak-anak Abraham adalah pewaris janji. Hal itu berlaku bagi kita orang percaya.


Roma 4:17 (TB)  seperti ada tertulis: "Engkau telah Kutetapkan menjadi bapa banyak bangsa" — di hadapan Allah yang kepada-Nya ia percaya, yaitu Allah yang menghidupkan orang mati dan yang menjadikan dengan firman-Nya apa yang tidak ada menjadi ada.  


Mungkin orang Yahudi mengatakan bahwa mereka adalah anak-anak Abraham. Secara genetis itu benar dan tidak sangkal. Merekalah anak-anak Abraham secara genetis. Namun anak-anak Abraham bukan hanya orang Yahudi saja, tetapi juga non Yahudi. Anak-anak dari segala bangsa yang percaya kepada janji Allah yang dipenuhi di dalam diri Yesus Kristus. 


Dengan iman kepada Yesus Kristus kita ditetapkan menjadi anak-anak Allah. Sehingga kita dapat menyampaikan, ya Abba, Ya Bapa. 

Galatia 4:6-7 (TB)  Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya Bapa!" 


Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.

Selanjutnya Efesus 2:19 (TB)  Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah,


Penetapan Abraham dan keturunannya menjadi anggota-anggota keluarga Allah merupakan anugerah yang berharga. Kita dijadikan menjadi pewaris kerajaan Allah.


3. Menjalani hidup dengan penuh keyakinan.

Tokoh Abraham menjadi dasar bagi kita yakin dalam hidup ini. Menjalani hidup bukan dengan kemampuan diri tetapi keyakinan diri kepada kekuatan Allah memenuhi segala janji-janjiNya. Allah tidak pernah lupa, terlambat apalagi mengabaikan janjiNya. Allah penuh kuasa akan mampu melakukan apa yang dijanjikanNya.


Roma 4:21-22 (TB)  dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. 


Karena itu hal ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran. Ayat diatas menjadi andalan orang percaya. Kita berkerja dan menggapai sesuatu dalam hidup ini bukan karena kemampuan diri, tetapi karena keyakinan bahwa Tuhan akan memenuhinya. 


Sahabat yang baik hati! Dasar hidup orang percaya adalah beriman. Pertanyaannya kini adalag iman seperti apakah yang kita miliki saat ini?


- bisa saja orang mengaku beriman, tapi sedikit tantangan langsung berubah dan patah arang. Lihatlah contoh-contoh dalam Alkitab: Petrus, Yudas Iskariot dll. Iman rapuh dan tidak kokoh. Syukurlah Petrus berubah setelah kebangkitan Yesus Kristus. Dia penuh keyakinan memberitakan Yesus yang dibangkitkan. 


- ada juga orang beriman namun didalam pikirannya adalah rasionalitas atau akalnya. Contoh beriman seperti ini adalah Yakub. Yakub bekerja keras menggapai yang diharapkannya dari mertuanya Laban. Namun dalam mencapai itu semua Yakub memakai akal termasuk sampai kembali ke Kanaan menjumpai Esau. Bisa saja orang percaya demikian namun Tuhan juga mengajar Yakub. Saat mau kembali ke Kanaan, dia harus bergulat dengan malaikat Tuhan di sungai Yabok.


- Beriman meneladani hidup Abraham, tulus dan melakukan perintah Allah dalam hidupnya. Dia percaya akan apa yang dijanjikan Allah.


Pdt Nekson M Simanjuntak

Jumat, 03 Maret 2023

TUHAN SUMBER KASIH KARUNIA

 Kotbah Minggu INVOKAVIT, 26 Februari 2023

Nas: Keluaran 33:15-23


ALLAH SUMBER KASIH KARUNIA


Selamat Hati Minggu! Sahabat yang baik hati, pengalaman Israel keluar dari Mesir hingga berjalan di Padanggurun merupakan merupakan cara Allah membentuk umatNya. Allah menunjukkan kuasaNya yang besar menahlukkan firaun dan selama berjalan dimpadang gurun bangsa Israel.sepenuhnya tergantung kepada Tuhan. Peristiwa ini membuat Bangsa Israel sadar untuk menyadari mereka menjadi bangsa hanya semata-mata karena kasih karunia Allah. Kesadaran itu dirumuskan dalam credu umat Israel: Ulangan 6:21-23 (TB)  maka haruslah engkau menjawab anakmu itu: Kita dahulu adalah budak Firaun di Mesir, tetapi TUHAN membawa kita keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat. 

TUHAN membuat tanda-tanda dan mujizat-mujizat, yang besar dan yang mencelakakan, terhadap Mesir, terhadap Firaun dan seisi rumahnya, di depan mata kita;

tetapi kita dibawa-Nya keluar dari sana, supaya kita dapat dibawa-Nya masuk untuk memberikan kepada kita negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyang kita.


Hal ini jugalah yang ditekankan dalam kotbah minggu ini, Musa memohon penyertaan Tuhan dalam perjalanan mereka menuju tanah Kanaan.



01. Permohonan Musa

Setelah Musa menerima Hukum Taurat di Sinai, Tuhan memerintahkan mereka untuk berjalan menuju tanah Kanaan. Sebelumnya umat Israel telah berjanji akan memenuhi perintah Allah dan melaksanakannya dengan tekun dan taat. Sebelum berangkat Musa berdoa dihadapan Allah memohon penyertaan Tuhan, bukan hanya itu Musa meminta agar Tuhan sendiri hadir di tengah-tengah umat-Nya sepanjang perjalanan. Musa tak sanggup berjalan tanpa Tuhan, Musa tak mampu memimpin mereka tanpa penyertaan Tuhan. Musa sadar bangsa Israel adalah umat yang sulit diatur dan payah dikendalikan, mereka sangat kritis dan keras kepala. Maka tanpa Tuhan, Musa tidak bisa berbuat apa-apa atas umat itu.


Musa menyadari bahwa sejauh ini Tuhan telah memberikan kasih karunia perjalanan mereka dari Mesir hingga Sinai, maka untuk melanjutkannya Tuhan memohon penyertaan Tuhan. Maka benarlah permohonanNya ini: jika Tuhan telah memberikan kasih karunia kepada umatNya, karena itu Musa meminta agar Tuhan hadir dan berjalan di tengah-tengah mereka. Untuk apa diseberangkan dari Mesir kalau harus terkubur di padang gurun?

Jika kita baca dialog sebelumnya dalam Keluara 33 sebenarnya Tuhan menjawab Musa. Keluaran 33:14 (TB)  Lalu Ia berfirman: "Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu."

Namun setelah mempersiapkan perjalan dan hendak berangkat Musa menyampaikan doa permohonan ini: Tuhan, berjalanlah bersama-sama kami.  Mereka tak sanggup menghadapi ganasnya padang gurun. Hanya bersama Tuhan mereka sanggup melampauhinya.


02. Berjalan dalam penyertaan kasih karunia

Berjalan di Padang Gurun merupakan tantangan berat, sulit dan berbahaya. Padang gurun berarti juga padang belantara dan semak belukar atau  gurun pasir.  Di padang gurun tidak ada petunjuk jalan yang bisa diikuti, semuanya merintis jalannya dalam ketidak pastian. Selain ketidak pastian arah,  berjalan di padang gurun penuh perjalanan penuh resiko: bisa saja datang dari binatang buas yang ganas dan binatang berbisa yang mematikan. Tidak ada kepastian orang yang berjalann di padang gurun  akan selamat di jalan ini karena bisa saja sewaktu-waktu badau gurun yang menyesakkan. Orang berjalan di padang gurun sepenuhnya harus tergantung pada keyakinan. Sewaktu-waktu bisa datang badai gurun yang mematikan. Perjalanan 40 tahun di padang gurun dipakai Tuhan membentuk bangsa Israel menjadi umatNya. Karena itu dalam memimpin bangsa Israel selama di padang guru, dia meminta petunjuk dan memohon kasih karunia Tuhan. Bagi Musa kalau bukan kasih karunia Tuhan yang menyertai perjalanan ini, lebih baik mer


Apa tanda penyertaan dan pemeliharaan Tuhan yang mengikuti perjalanan mereka Keluaran 33:13 (TB)  Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu."


Tuhan sendiri berkenan atas permohonan Musa. Allah sendiri mentertai mereka dengan kasih karuniaNya. Allah sendiri akan menunjulkan kegemilangan di hadapan mereka. 


Keluaran 33:19 (TB)  Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani." 


Kegeliangan Tuhan tentu telah mereka saksikan sendiri di mai dari periatiwa 10 tulah di Mesir hingga menyeberangkan mereka di laut Merah. Semua iru merupakan peristiwa yang besar. Firaun yang dianggap deqa dan dapat melakukan segala sesuatu diwilayahkan ditahlukkan oleh kuasa Allah.  Semakin keras Firaun menolak semakin besar pula tulah dan hukuman yang diberi. 


03.Kemuliaan Tuhan menyertai Musa

Bagia ketiga dari kotbah ini adalah Musa meminta agar Tuhan menunjukkan kemuliaan kepada Musa. Namun Allah sendiri.menjawa Muaa dalam Keluaran 33:20 (TB)  Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup."


Siapakah yang dapat berhadapan wajah dengan Tuhan? Sinar wajahnya melebih sinar matahari dan tidak dapat hidup memandang Tuhan. 



Namun jika kita baca berikutNya Allah memberikan solusi kepada Musa. Keluaran 33:22-23 (TB)  apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat.

Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan." 


Mengapa dalam hal ini Allah menempatkan Musa di lekuk bat dan kedua Allah mengijinkan Musa melihat Allah dari bagian punggung saja itu pun Allah meletakkan tanggannya. Tujuannya adalah untuk melindungi Musa. Karena tidak ada seorang yang dapat melihat wajah Allah. 


Beberapa alasan yang dapat dijelaskan adalah

Pertama, tidak ada seorang pun manusia berdosa yang dapat melihat wajah Allah secara langsung. Allah begitu.muliah dman agung, sinar kemuliaanNya tidak dapat dilihat secara langsung.

Kedua, Wajah Allah hanya akan disaksiaan saat dalam kemuliaan manusia diangkat. Orang yang maha kudia yang diperkenanankan dalam kerajaanNya yang menikmati wajah Allah face to face

Ketiga, Allah mengijinkan Musa melihat dari belakang itupun ditutupi dengan tangan. Kita keluaran hendak menjelaskan bahwa tidak ada yang dapat menjelaskan Allah. 

 Ia menolak memberikan apa yang tidak layak dikabulkan dan yang tidak akan mampu ditanggung oleh Musa: Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku (ay. 20). 

Dengan keadaannya di dunia ini, semua indra kemampuan manusia tidak cukup mampu untuk tahan memandang kemuliaan Allah, bahkan termasuk Musa sendiri. Manusia terlampau rendah dan tidak pantas melihat wajah-Nya. Ia terlampau lemah sehingga tidak akan mampu menanggungnya. Ia berdosa dan pasti akan takut melihat wajah-Nya. Karena rasa belas kasih terhadap kelemahan kitalah, maka Allah menutupi pemandangan takhta-Nya, melingkupinya dengan awan-Nya (Ayb. 26:9).

 

4. Berkat

Dalam rumusan benedictus atau berkat disampaikan bahwa Tuhan menyinari engkau dengan wajahNya dan memberi engkau kasih karunia. Tuhan menghadapkan wajahNya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera. Jika Allah memancarkan wajahnya itu bukti san perkenaan Yuhan menyertai dan memberkati hidup manusia. Jangan sampai Allah menyembunyikan wajahnya atas hidup kita.


Permohonan Musa agar Tuhan mwmberkati perjalanan Iarael dengan wajah kemuliaanNya adalah permohonan berkat. Ketika Allah menghadapkan wajahNya, Allah sendiri akan memberikan apa yang dibutuhkan  oleh umat manusia. Musa tidak meminta berkat berupa kekayaan, harta dan pemberian lainnya. Bagi Musapl, berkat Tuhan yang utama adalah Allah sendiri. Bukan pemberianNya namun kehadiran Allah dalam semua perjalanan kehidupan. AMIN


Salam: Pdt Nekson M.Simanjuntak


MENGUCAP SYUKUR ATAS KASIH KARUNIA TUHAN

 Kotbah Minggu Setelah Natal MINGGU, 29 Desember 2024 Ev. 1 Timotius 1:12-17 MENGUCAP SYUKUS ATAS KASIH KARUNIA TUHAN Selamat Hari Minggu! M...