JAMITA MINGGU JUDIKA, 26 MARET 2023
Turpuk: Yehezkiel 45:9-17
MELAKUKAN KEADILAN DAN KEBENARAN
"... jauhkanlah kekerasan dan aniaya, tetapi lakukanlah keadilan dan kebenaran; hentikanlah kekerasanmu..."
Selamat hari Minggu! Sahabat yang baik hati, kotbah pada Minggu Judika ini merupakan seruan keras dari nabi Yehezkiel agar umat Allah hidup dalam damai sejahtera Allah. Karena itu ada tiga hal yang harus dilakukan oleh umat Allah: 1. menghentikan segala tindak kekerasan dan aniaya, 2. setiap orang harus hidup dalam keadilan dan kebenaran dan 3. raja harus bertanggung jawab atas keselamatan umatNya. Allah hadir untuk melepaskan orang dari penindasan. Dan inilah tugas orang percaya agar setiap orang merasakan kehadiran ALLAH dalam kehidupan sehari-hari. Pembebasan Israel dari perbudakan Mesir merupakan sikap dan tindakan Allah melawan penindasan dan perbudakan. Allah bertindak dan membebaskan umatNya. Allah tidak membiarkan umatNya hidup di dalam penindasan dan penganiayaan oleh kekuasaan. Kekuasaan harus tunduk kepada kedaulatan Allah. Bukan sebaliknya orang yang berkuasa mengatasnamakan Tuhan melakukan kwkerasa, penganiayaan dan berbagai ketidak adilan.
Apa yang disapa oleh kotbah minggu ini pada kita sekarang ini? Tentu orang percaya harus merenungkan kembali apa tugas panggilannya ditengah-tengah gereja dan masyarakat. Umat Kristiani mernejemahkan tugas dan panggilannya ditengah-tengah kehidupan bernegara dan bermasyarakat yakni memghentikan segala tindak kekerasan, membebaskan manusia dari penindasan dan menegakkan keadilan dan kebenaran. Masyarakat membutuhkan rasa aman dan bebas dari kekerasan, perlakuan adil tanpa diskriminasi itu adalah hak asasi.manusia yang dituangkan dalam Piagam DUHAM, Deklarasi Universal Hak-hak Asazi Manusia. Setiap memiliki hak untuk bebas dari penidasan, penjajahan dan eksploitasi orang lain. Eksplotasi hak orang lain merupakan penjajahan yang menindas.
Baiklah kita bahas ketiga topik dibawah ini sebagai pengembamgan dari nas kotbah minggu ini..
1. Hentjkan segala kekerasan dan penganiayaan - to overcome violence
Dewan gereja sedunia (World Counciel of The Churches) menetapkan dekade pertama abad 21 adalah "Decade to Overcome Violence" (DOV 2001-2011). Suatu ajakan gereja-gereja sedunia untuk mengkampanyekan hidup damai, tanpa kekerasan. Forum-forum gereja, pertemuan, sinode dan persekutuan orang percaya membicarakan agar terdepan melakukan contoh hidupnya yang anti kekerasan. Bahkan negara-negara di dunia didorong untuk menekan angka kekerasan termasuk kekerasan di dalam rumah tangga, termasuk di Indonesia ikut terlibat didalamnya dengan menetapkan Undang-undang KDRT. Semuanya itu bertujuan agar korban kekerasan berkurang baik oleh perang, premanisme hingga kekerasan dalam rumah tangga yang sarat terjadi yang tidak tereksposes.
Kekerasan adalah tindakan mengancam dan menghilangkan hak hidup orang lain dengan cara paksa atau dengan kekuasaan yang ada padanya. Jadi korban bisa tidak berdaya karena pelaku kekerasan adalah orang-orang yang berkuasa. Asumsi ini sangat kuat bahwa pelaku kekerasan didaulat pada orangbyang memiliki kekuasaan. Namun munculnya tindakan terorisme menunjukkan kekerasan bukan saja dilakukan oleh orang yang berkuasa, tetapi kekerasan dapat dilakukan oleh setiap orang, komunitas kecil yang dianggap lemah namun dapat memakan korban jiwa yang tidak terhitung jumlahnya. Saat gereja-gereja mengkampanyekan DOC dekade pertama abad 21 marak terjadinya tindakan teroris di seluruh dunia termasuk Indonesia yang memakan korban jiwa yang begitu banyak. Apakah DOV gagal? Tidak ada yang gagal, sebagaimana Yesus ajarkan saat benih gandum yang baik ditabur, ilalang juga akan tumbuh. Namun oetani tidak akan pernah berhenti menabur sekalipun akan ada ilalang yang akan tumbuh.
Gereja dan orang percaya harus melawan tindakan kekerasan dan mengeleimanisasi tindak kekerasan dari diri sendiri karena Allah di dalam Yesus Kristus telah menghadirkan damai sejahtera. Orang percaya adalah anak-anak Allah yang hidup di dalam damai dan pembawa damai (Mat 5:9).
Seruan anti kekerasan ini kembali disuarakan oleh Yehezkiel. minggu ini, agar kita menjadi pembawa damai (peace maker) dalam kehidupan kita maaing-masing. Setiap orang berhak mendapatkan hak hidup mereka yang bebas dari ancaman, rasa takut dan kebencian dari orang lain. Hidup tanpa ancan, intimidasi dan kekerasan adalah hak hidup setiap.orang, karena Allah sendiri telah menghadirkan damai sejahtera bagi orang yang berkenan kepadaNya.
Jika masih ada orang yang oleh kekuasaan yang dimiliki berhak mengancam dan mengintimidasi orang laun, mereka adalah pelaku kejahatan dan jahat dimata Tuhan.
2. Hidup dalam keadilan dan kebenaran
Keadilan; keadilan berkaitan dengan hak orang. Hidup adil berarti diperlakukan sama dan memiliki hak-haknya dalam hidupnya. Maka dalam menghasilkal nkesdilan ini, orang percaya didorong untuk bersikap fair, jujur dan benar tanpa melanggar hak-hak orang lain. Hidup yang adil adalah dimana setiap orang memiliki hak-haknya. Tugas orang percaya dalam berkaitan dengan keadilan berarti harus mendorong setiap hukum yang yang equel (sejajar), persamaan hak dan bebas dari penindasan dan tekanan. Hidup adil harus bebas dari diskriminasi.
Sedangkan kebenaran berarti hidup didalam hukum yang berlaku. Hukum adalah kesepakatan bersama di dalam untuk mengatur kehidupan ini agar tidak mengganggu kehiduoan yang lain. Kebenaran sesungguhnya buah dari kehidupan orang yang tidak mengganggu lehiduoan orang laun.
Allah setelah membebaskan umatNya dari pendindasan dan tidak kekerasan Firaun di Mesir, maka sebelum melanjutkan perjalanan di padan gurun menuju negeri perjanjian, Tuhan memberikan hukum berupa perintah. Pemberian perintah Allah ini supaya mereka dituntun untuk hidup benar dihadapan Allah dan benar terhadap sesama. Dengan pemberian hukum, Allah menyatakan kehendakNya dan setiap orang menyadari bahwa melanggar perintah adalah pelanggaran atas kehendak Allah.
Berjalan dalam koridor hukum adalah indikator hidup dalam kebenaran. Namun ada saja orang yang tidak melanggar hukum.namun berbuat yang tidak benar, itulah yang disebut perbuatan amoral atau asusila. Diluar hukum tetulis masih ada yang tuntuan hiduo benar yang ditanamkan didalam nurani setiap.orang untuk mengetahui yang baik dan buruk, yang benar dan salah. Jadi selain hukum hal paling mendasar menuntun orang dalam.kebenaran adalah hati nurani yang menuntun orang hidup bermoral.
Menjadi orang percaya yang telah menerima keadilan dan kebenaran dari Allah di dalam Yesus Kristus Maka kita adalah orang yang harus melakukab keadilan dan kebenaran hidup ini, baik di dalam lingkungan keluarga, komunitas dan lingkungan kerja kita. Di minggu judika ini kita diingatkan: menuntut keadilan hak setiap warga dan itu dikehendaki oleh Allah, namun menghasilkan hidup yang adil adalah kewajiban kita dan itu adlaah perintah Allah. Meminta orang agar berlaku benar, jujur, fair dan tidak curang adalah hak kita, namun melakukan contoh hidup yang benar adalah tuntutan hidup orang percaya yang sejati. Kita harus menghasilkan hidup yang adil dan benar demi menghasilkan moralitas yang baik di tengah-tengah masyarakat.
3. Tugas pemimpin: menjamin keselamatan warga
Ada tiga jabatan yang diberikan oleh Tuhan kepada umatNya Israel, yaitu imam, raja dan nabi. Ketiganya itu melalui tugas dan fungsinya masing-masing untuk melayani dan menyejahterakan masyarakat.
Pada kotbah minggu ini, nabi Yehezkiel mengingatkan bahwa raja adalah pelindung masyarakat. Raja harus menjamin hak warganya, bukan untuk menggusur hak miliknya, mengendalikan pasar dan akrifitas masyarakat agar hidup dalam keadilan. Dalam penetapan raja menurut 1 Samuel 8, memang benar ada hak-hak raja yang diwajibkan kepada rakyat, namun hal yang sama raja harus bertanggung jawab untuk melindungi dan mensejahterakan umat Allah. Raja ditetapkan untuk melindungi hak setiap warga, memberikan rasa aman serta tidak boleh membiarkan penipuan dan berbagai ketidak adilan dan ketidak benaran.
Ada dua contoh transaksi yamg diaoroti oleh Yehezkiel, bagaimana mungkin seorang pedagang membuat timbangan palsu? Ini adalah tindakan yang menipu, dan mengeksploitasi orang lain. Jangan dibiarkan transaksi dipasar tanpa kontrol. Bagaimana ruginya petani saat mereka panen saudagar membanting harga-harga hasil pertanian dan pwternakan mereka? Raja harus hadir untuk memberikan keadilan bagi qarganya.
Siapapun kita, tidak boleh membiarkan ketidak adilan disekitar kita. Setiap orang dalam tugas dan tanggungjawabnya masing-masing harua menghadirkan keadilan bagi setiap orang. Seperti nama Judika berarti berikanlah keadilan padaku, jangan hanya menuntut keadilan tetapi jadilah orang yang pertama-tama berlaku adil dalam kehidupan sehari-hari.
Tuhan member
kati!
Salam: Pdt Nekson M Simanjuntak